'aku dulu menyesal, ngapain waktu masih lajang, uang aku hambur-hamburkan, waktu nikah gini jadi bingung nyelengi'
'tapi ya, ketika menikah itu, rejekiku makin banyak, selalu ada saja dapat rejeki, wes tho gak rugi lek nikah iku, temenan, rejeki jadi dua kali lipat!'
Kedua kalimat di atas tidak
sengaja ku dengar saat aku mengambil motor di teras rumah untuk kubawa
ke kampus. Dua orang kuli angkut pasir sedang mengobrol sambil menyekop
pasir yang menumpuk di depan rumahku untuk diangkut mobil pick-up menuju
rumah sepupuku. "MasyaAllah" bisikku dalam hati. Dua orang yang bekerja
sebagai kuli angkut pasir dengan gaji (upah) yang tidak tentu jumlah
dan bahkan belum tentu juga memiliki upah setiap harinya, memiliki
pemikiran yang semulia itu terhadap pernikahan. Sungguh pemikiran kedua
orang tersebut telah mematahkan pemikiran orang-orang yang menunda
menikah hanya karena pekerjaannya belum pasti (belum pasti diterima di perusahaan ternama, red), mematahkan pemikiran orang-orang yg khawatir tidak dapat menghidupi keluarganya.
Masya Allah
Perkataan
yang keluar dari mulut kuli tersebut penuh dengan keyakinan bahwa
menikah itu tidak akan membuat miskin, sengsara, tetapi sebaliknya,
membuat hidup jadi lebih bersemangat dan menjadi kaya (ketenangan
hati).
Subhanallah
Beda sekali dengan
pemikiran orang-orang yg terpelajar (ngakunya), yang tidak menyegerakan
menikah dengan berbagai alasan. Terutama adalah alasan keuangan dan
pekerjaan yang belum tetap (baca: belum jadi PNS, masih pegawai tidak
tetap). Coba bandingkan dengan kuli pasir itu, seberapa banyak sih uang
yang bisa mereka peroleh seharinya?sudah tetapkah upah yang mereka
terima per bulannya?belum tentu tetap kan??tetapi mereka MENIKAH.
Bagaimana dengan kita yang sudah PASTI dapat upah tiap bulannya, masih
merasa belum cukup mampu menikah?PADAHAL PACARAN SUDAH LEBIH DARI 1
TAHUN. Yang kita lakukan hanya menumpuk DOSA, kalah dengan KULI ANGKUT
PASIR yang notabene berpendidikan lebih rendah dari kita yang sampai
mengenyam pendidikan tinggi,tetapi Kuli tersebut lebih maju pemikirannya
daripada kita. Lebih hebatnya lagi, kuli tersebut YAKIN bahwa rejeki
itu dari ALLAH dan MENIKAH itu melipatgandakan rejeki, jadi tidak ada
alasan menunda menikah karena gak punya cukup uang untuk menghidupi
keluarga.