Jumat, 29 November 2013 - , , , , , , , 0 komentar

Developer oh Developer

well, mau ngeluarin uneg uneg nih
Developer ini punya nama PT. SEE***** G******* S********
Kalo teman-teman brwosing, dengan mudah akan menemukannya, karena ini developer pernah menerima penghargaan 'The BEST DEVELOPER COMPANY' tahun 2012
entah atas dasar apa perusahaan ini bisa menerima penghargaan tersebut. 
Sebelum memutuskan memilih perusahaan ini, saya melakukan pencarian, sekaligus membandingkan dengan developer2 lain yang ada di kota Madiun ini.
Setelah melihat hasil kerja developer  SEE***** ini di proyek perumahaannya yg pertama dengan nama Perumahan  SEE*****, yang baik, rumah yg dibangun tampak kokoh
pengerjaan finishing juga halus, harga relatif terjangkau. Meskipun sebenarnya ada developer lain yg jg menarik hati kami, tetapi karena harganya yg cukup mahal, maka kami memutuskan memilih developer  SEE*****.
perjalanan awal mengurus perjanjian kontrak, cukup mulus dan lancar. hambatan mulai ada ketika pengajuan desain rumah. mulai dari sini, saya mulai merasa feeling not good
pelayanan dari desainernya ini kurang memuaskan, dari gesture dan bicaranya merendahkan kami, diskusi desain yang seharusnya (idealnya) seorang arsitektur memberikan saran dan kritik ttg tata ruang, malah sang arsitek memberikan pendapatnya dgn mengatakan 'ruang ini membangunnya nanti saja dibangun sendiri pak, soalnya nanti kena biayanya mahal'

wow, sebagai user yg punya mimpi membangun rumah impian, kaget dgn ucapan arsitek tsb, dan saya pun jadi berpikir lah, emang kenapa kalo keluar duit banyak, toh yg bayar aku, bukan kamu, ya gak masalah dong, lagipula kan kamu jadi senang dapat duit (eyeroll).
saat diskusi itupun, kami ngotot untuk tetap membuat desain seperti itu dan memperkirakan biaya yg keluar. Sembari saya dan suami memikirkan alternatif desain rumah.

seminggu berlalu, dan kami datang kembali dengan desain rumah yg baru. Dengan desain kami yg baru, tak ada kritik maupun saran dari sang arsitek, hanya sebuah pertanyaan, dan koreksi letak pintu depan.
sketsa tangan saya, akhirnya dibuatkan gambar komputer, dengan perubahan koreksi letak pintu depan dan tulisan MESIN CUCI diganti TEMPAT CUCI. taraaaa...,.permasalah akan muncul...
Benar saja, gegara penulisan itu,ketika pembangunan dimulai desain dapur (yang memang mesin cuci diletakkan dlm ruang dapur) menjadi berubah. Meja dapur yang seharusnya memiliki jendela pendek, telah dipasang dengan jendela panjang..Daaaan saya protesss (muhaha)
Dalam proses protes itu, kebetulan pas ketemu dengan mandor, jadi bisa menanyakan langsung kenapa kok itu jendela panjang, padahal disitu akan dibangun meja dapur. Dengan arogan (sombong) sang mandor bilang 'coba ya bu dilihat gambarnya, saya tunjukkan gambarnya' dengan senang hati saya terima tawaran itu, dan ketika ditunjukkan gambarnya...taraaaaa....mandornya salah... (muhaha)
 
l:alu mandornya bingung, ya bingung tentunya karena pembangunan itu tidak sesuai dengan desain saya, saya memintanya untuk membongkarnya. Setelah kebingungannya itu, sang Mandor pergi dan menyuruh saya menunggu karena dia akan mendatangkan arsitek desain yg nggambar desain rumah saya. Sesaat mandor tersebut datang kembali bersama dengan arsitek, sang Arsitek angkat bicara 'bu, ini kalo mau dibongkar, ibu dikenakan biaya pembongkaran' sang mandor dengan gayanya yang arogan mengiyakan hal tersebut
.
saya kaget, saya diam sejenak dan mengatakan 'saya gak mau bayar, karena pembongkaran itu bukan karena salah saya. kesalahan itu dari tukang dan mandor tsb, karena sudah menyalahi desain.
Saya gak mau bayar, dan  saya akan membayar jika pembongkaran itu saya yg minta karena saya ingin mengubah desainnya, tetapi sejak awal kan sdh jelas, saya maunya itu meja dapur, di desain sudah ada, dan sebagai arsitek, seharusnya anda sudah tahu, jika di situ meja dapur, dan ada jendela, otomatis jendela tidak mungkin di pasang yang panjang seperti ini. Coba mas, di cek lagi gambar sketsa tangan saya dan desain di komputer. Saya pun juga menuliskan ini (sambil nunjuk bagian bertuliskan tempat cuci) adalah MESIN CUCI, kenapa saya tulis mesin cuci, karena memang untuk meletakkan mesin cuci dan supaya orang yg membaca tidak salah persepsi dengan tempat cuci'

Si Mandor menyela dan mengatakan 'ya gini lo bu kalo gak ada komunikasi, kalo ibu jarang lihat rumahnya' hah, gak aku gubris itu mandornya, dalam hati: whaaat??? helloooo pak saya kesini ini seminggu sekali ya..lagipula juga ngapain pak saya terus2 mantengin bapak yg kerja, kayak saya gak ada kesibukan yang lain di rumah. Lagian ya,  dilihat, diawasi atau tidak, pekerjaan bapak ya harus sesuai dgn desain. bukan cuma bagus di depan aja pak, kasih tunjuk kehebatan bapak di depan tapi buruk di belakan..ish ish ish..

grrrr....
 
gak puas dengan diskusi itu, esoknya saya menemui pimpina proyeknya. Belum sempat menjelaskan, pimpro nya ternyata sudah tahu permasalahannya dan mengakui kalo jendela panjang itu salah mereka. aaah gagal ngomel nih (lonely) padahal maunya ngomelin si pimpro yg (mungkin) gak ngontrol (haha) well, yawdah sih, itu jendela bakal dibongkar dan saya tdk kenai biaya (yahoo) alhamdulillah, permasalah bangunan...in syaa allah kelar tidak ada hambatan, tetapi tidak menjadikan saya dan suami menjadi mempercayai developer ini lagi.
.
kisah selanjutnya...dikejar-kejar bagian bendahara developer, disuruh cepet bayar KPR. saya alasan aja itu kemarin masih ada kesalahan desain, jadi pembayaran kuundur. eh gak terima dianya, tetep aja kekeh suruh cepetan bayar, sampai-sampai pak Agus di empunya perusahaan ikutan ngomong (eyeroll). Lhah ini gimana toh, bisa-bisanya gak kroscek antara kantor pemasaran dengan proyek di lapangan, sampai tidak mengindahkan keluhan user. ckckckck. GAK BERES INI MANAJEMEN DEVELOPER

eh iya ada cerita yang bikin aku dan suami (bigeyes), jadi sewaktu Akad kredit dan perjanjian jual beli, si pimpinan developer ini basa-basi tanya perkembangan rumahku dan lha kok pimpinan developer ini bilang 'saya aja jarang ngontrol mas' lha bapak ini nyadar gak sih kalo lagi ngomong dengan usernya, yg beli rumah di tempatnya. lha yg seharusnya bertanggung jawab dgn developernya kok malah jarang ngontrol, sampai-sampai pemasangan tiang listrik di area komplek ku jg gak tahu, malah tahu dari user (karena kami yg bilang) *emot heran*

pak plis deh, duiiit aja di tagih-tagih...eh giliran ngontrol perkembangan proyek aja santai-santai (eyeroll)

perkembangan tagihan duit KPR tetap berlanjut hingga sekarang.
 
Usut-usut punya usut, setelah ane kontak mantan pegawai developer ini, ternyata developer perumahan ini sudah mulai kehilangan user, beberapa rumah belum laku, penjualan mengalami penurunan dari bulan ke bulan, yah bisa di bilang keuangan lagi seret, apalagi rencananya tahun depan akan membuka proyek perumahaan ketiga

pantesan aja, ngejar-ngejar duit ini *tepok jidat*


yaa...baiklah..pekan depan deh ya pak di bayar itu uang KPR nya (sebagian aja)  :-) in syaa allah.

-----------------------------

Sedikit tips dan saran buat rekan-rekan yang akan membeli rumah

Ketika Anda memiliki uang  tunai yang cukup banyak dan waktu ekstra, saya sarankan untuk membeli tanah dan membangun rumah dengan bantuan kontraktor atau pemborong, daripada membeli di Developer. Keuntungannya:
anda bisa membangun rumah kapanpun anda inginkan, desain dapat diseuaikan dengan selera anda dan dapat berubah sewaktu-waktu, pembangunan dapat anda hentikan sewaktu-waktu sesuai dengan budget anda. Perjanjian kerja saat pembangunan rumah hanya terjadi antara anda dan kontraktor/pemborong, sehingga memangkas rantai mis-komunikasi. Ketika terjadi kesalahan pembangunan, Anda bisa langsung menghubungi kontraktor tsb, tanpa harus ada pihak ketiga. Berbeda jika anda membeli di Developer, karena anda tidak dapat secara langsung menghubungi kontraktor, karena ada prosedural dari developer yang mengikat anda. Belum lagi jika pihak developer salah persepsi terhadap hal yang anda sampaikan.
Kekurangannya: 
Anda membutuhkan waktu dan tenaga yang ekstra untuk mencari pemborong ataupun mencari desiner/ arsitek untuk mendesain rumah Anda. Kecuali anda telah memiliki link atau kenalan yg bergerak di bidang real estate atau kontraktor bangunan dan merekomendasikan pemborong terpercaya dan desainer terbaik.

Jika memiliki uang tunai yang cukup banyak (atau sudah bisa ambil KPR) dan sedikit waktu, saya sarankan untuk membeli rumah second daripada beli langsung di Developer.
Keuntungannya:
Rumah sudah jadi dan siap huni, tidak perlu menunggu berbulan-bulan untuk membangun. Rumah telah teruji kualitas dan ketahanan bangunannya. Perjanjian jual beli mudah, tidak berbelit-belit, karena berhubungan langsung dengan penjual. Sertifikat jelas dan sudah ada.
Kekurangannya: 
Tidak bisa membuat rumah seperti yg diinginkan, kecuali mencari rumah dengan desain yang diinginkan. Membutuhkan waktu dan tenaga ekstra untuk mencari dan mendapatkan rumah dengan harga yang sesuai budget dan desain. Beberapa sertifikat rumah belum di tingkatkan menjadi SHM.

Sepertinya segini dulu tulisan saya tentang seluk belluk rumah dan pengalaman saya dengan developer. Semoga rekan-rekan yang membaca dapat mengambil hikmah dari pengalaman saya.

Sekian, terimakasih sudah mampir ^^

-Salam-