Rabu, 21 Oktober 2015 - 0 komentar

MADLUUL ASY SYAHAADAH (Kandungan Kalimat Syahadat)


MADLUUL ASY SYAHAADAH 
(Kandungan Kalimat Syahadat)


Syahadatain begitu berat diperjuangkan oleh para sahabat, bahkan mereka sedia dan tidak takut terhadap segala ancaman kafir. Sahabat nabi misalnya Habib berani menghadapi siksaan dari Musailamah yang memotong tubuhnya satu persatu, Bilal Bin Rabah tahan menerima himpitan batu besar ditengah hari dan sederet nama lainnya. Mereka mempertahankan syahadatain. Muncullah pertanyaan kenapa mereka bersedia dan berani mempertahankan kalimat syahadah ? Ini disebabkan karena kalimat syahadah mengandung makna yang sangat mendalam bagi mereka.


Syahadah atau syahadat berasal dari kata syahida, yang berarti “memberi tahu dengan berita yang pasti” atau “mengakui apa yang diketahui” (Al-Mu’jam Al-Wasith). Dari makna bahasa ini, kita mendapati beberapa makna yang diisyaratkan Al-Qur’an tentang kata ini.


1⃣ Al-Iqraar (Pernyataan)

Syahadat merupakan sebuah pernyataan (ikrar), yaitu suatu statement seorang muslim mengenai keyakinannya. Ini adalah pernyataan yang sangat kuat karena didukung oleh Allah SWT, malaikat, dan orang-orang yang berilmu (para nabi dan orang yang beriman).  

Syahadat yang berarti ikrar dari Allah SWT, malaikat dan orang-orang yang berilmu tentang Laa Ilaaha Illa Allah.


Hal ini sebagaimana dalam firman Allah SWT,

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿١٨﴾

”Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imran: 18)

Dalam ayat lain disebutkan bahwa sesungguhnya sebelum manusia dilahirkan, manusia telah berikrar atau memberikan kesaksian bahwa Allah SWT adalah Tuhan para manusia (Tauhid Rububiyatullah). Hal ini diingatkan Allah SWT dalam ayat berikut ini,

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَن تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ﴿١٧٢﴾

”Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku Ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)”. (Al-A’raf: 172).

Selain itu, para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, seluruhnya telah berikrar mengakui kerasulan Muhammad SAW meskipun mereka hidup sebelum kedatangan Rasulullah SAW. Allah SWT mengingatkan hal ini dalam firman-Nya,

وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا آتَيْتُكُم مِّن كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُّصَدِّقٌ لِّمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنصُرُنَّهُ ۚ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَىٰ ذَٰلِكُمْ إِصْرِي ۖ قَالُوا أَقْرَرْنَا ۚ قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُم مِّنَ الشَّاهِدِينَ﴿٨١﴾

”Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan hikmah Kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.” (QS. Ali Imran: 81).


2⃣Al-Qosam (Sumpah)

Syahadat juga bermakna sumpah. Sumpah ini merupakan hasil dari ikrar yang telah dijelaskan di atas. Dibalik ikrar, wajib bagi kita untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang diikrarkan. Oleh karena itu pada hakikatnya sumpah (qosam) adalah pernyataan kesediaan menerima akibat dan risiko apapun dalam mengamalkan syahadah. Artinya, muslim yang menyebut asyhadu berarti siap dan bertanggung-jawab terhadap tegaknya Islam. Pelanggaran terhadap sumpah ini adalah kemunafikan dan tempat orang munafik adalah neraka Jahanam.

Jika ditadabburi dalam Al-Qur’an, sesungguhnya orang-orang munafik berlebihan dalam pernyataan syahadahnya, padahal mereka tidak lebih sebagai pendusta. Lihat ayat berikut ini,

إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ﴿١﴾اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَن سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ﴿٢﴾

”Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. Dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang Telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Munafiqun: 1-2)


Beberapa ciri orang yang melanggar sumpahnya yaitu memberikan wala kepada orang-orang kafir, memperolok-olok ayat Allah, mencari kesempatan dalam kesempitan kaum muslimin, menunggu-nunggu kesalahan kaum muslimin, malas dalam shalat dan tidak punya pendirian. Sedangkan orang-orang mukmin yang sumpahnya teguh tidak akan bersifat seperti tersebut. Allah SWT berfirman,

”Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. Dan sungguh Allah Telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al-Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), Maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena Sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam, (yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: “Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu?” dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: “Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang mukmin?” Maka Allah akan memberi Keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan Ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), Maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)? Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.” (QS. An-Nisa’: 138-145).


3⃣Al-Miitsaaq ( perjanjian yang teguh )

Mitsaq yaitu janji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah Allah SWT yang terkandung dalam kitabullah maupun Sunah Rasul.

Syahadah juga merupakan perjanjian yang teguh (mitsaq) yang harus diterima dengan sikap sam’an wa tho’atan (kami dengar dan kami taat) didasari dengan iman yang sebenarnya terhadap Allah, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, Hari Akhir dan Qadar baik maupun buruk.

Allah SWT mengingatkan kita tentang hal ini,

وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمِيثَاقَهُ الَّذِي وَاثَقَكُم بِهِ إِذْ قُلْتُمْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ﴿٧﴾

”Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang Telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan, ’Kami dengar dan kami taati.’ dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah mengetahui isi hati(mu).” (Al-Maidah: 7)

Rasul telah mencontohkan hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an,

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ ﴿٢٨٥﴾

”Rasul Telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (QS. Al-Baqarah: 285).

Pelanggaran terhadap mitsaq akan berakibat laknat Allah seperti yang pernah terjadi pada orang-orang Yahudi.

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُم بِقُوَّةٍ وَاسْمَعُوا ۖ قَالُوا سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَأُشْرِبُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ بِكُفْرِهِمْ ۚ قُلْ بِئْسَمَا يَأْمُرُكُم بِهِ إِيمَانُكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ﴿٩٣﴾

”Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari kamu dan kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya kami berfirman), ’Peganglah teguh-teguh apa yang kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!’ me menjawab, ’Kami mendengar tetapi tidak mentaati.’ Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah, ’Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat).’” (QS. Al-Baqarah: 93)

Wallahu a'lam bisshowab
Selasa, 20 Oktober 2015 - 0 komentar

Antara iman dan amal

📗7📗iman/amal ⭐️
=================
Antara Iman dan Amal 
=================

بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم


📺Sesungguhnya tingkat keimanan seseorang itu sangat menentukan kualitas hidupnya.
Kwalitas disini yang dimaksud adalah yang terkait dengan penghayatan diri dalam menghamba kepada Allah yang ia praktekkan dalam seluruh aspek kehidupannya.

💻 Seseorang yang memperhatikan naik turunnya keimanannya akan mengetahui apa yang sejatinya paling berharga dalam hidupnya. Sehingga ia akan segera menata keadaan pikirannya, waktunya, tujuan utama yang menjadi target-target hidupnya serta seluruh aktivitas hariannya dari yang urusan sepele sampai yang urusan besar.

📝Keimanan kepada Allah adalah modal dan harta terbesar dalam hidup seorang Muslim.

📋Akan tetapi, sayangnya Keimanan itu tidak akan pernah sampai kepada Allah subhanahu wa ta'alaa jika tidak diiringi oleh amal sholih yang disyariatkan oleh Agama.

📖Dalam Al-Qur'an, iman dan amal sholih seringkali disebutkan secara beriringan.

".. الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ "

Sekurang-kurangnya hal ini terulang dalam 60-an ayat dalam berbagai surat. Kata 'shaalihaat' sendiri terulang sebanyak 62 kali. Hal ini semakin mengindikasikan bahwa iman dan amal sholih adalah sebuah totalitas utuh yang mesti kita aktualisasikan dalam kehidupan kita sehari-hari oleh seorang yang sudah mengaku beriman.

📜Untuk mengakui kesungguhan keimanan seseorang maka perlu pembuktian, karenanya Allah ta'alaa turunkan kepada orang-orang yang beriman itu berbagai ujian dan cobaan. Sehingga Dia akan mengetahui siapa yang benar-benar beriman kepada-Nya.

📄Mengingat betapa pentingnya memikirkan tentang kondisi keimanan dirinya, maka seorang Muslim perlu mengetahui bagaimana agar bisa menjaga keimanan itu, sehingga ia memiliki ketahanan dalam menghadapi gempuran cobaan dan ujian hidup.

Karenanya bersegera menata semuanya yang terkait dengan keimanan dan kondisi amal kita adalah sikap yang cerdas dan akan membawa keberuntungan besar baik di dunia maupun kelak di akhirat.
Jika kita tidak memperhatikan hal ini, maka akan besar peluang jin/ syetan untuk masuk ke dalam tubuh kita dan menguasai diri kita.

Jika syetan (bangsa jin yang jahat) berhasil masuk kedalam diri seseorang Muslim maka akan banyak kekacuan yang terjadi pada dirinya. Karena tujuan utama syetan-syetan itu adalah berusaha mengalihkan pikirannya dari beriman kepada Allah. Syetan juga menginkan keadaan yang kalaupun ia telah beriman maka kwalitas imannya rendah, yang tipis sehingga rentan dengan gempuran2 ujian, mudah tertipu oleh syetan, sehingga munculah sifat kufur dan rasa putus asa.

Karena iman yang tipis maka hati seseorang tidak akan mampu menjadi penopang semangatnya untuk mengerjakan amal sholih. 

Padahal tuntutan Allah kepada setiap Mukmin adalah beriman dan beramal sholih. Bukan hanya sekeder beriman saja. Tetapi amalnya tidak sholih, artinya tidak mengikuti aturan Allah dan Rasululallah sholallahu 'alaihi wasalam. Yang diikuti justru amal-amal yang dituntunkan (dibisikkan) oleh syetan yang bersembunyi didalam diri kita. 

Inilah fenomena yang biasa terjadi didalam diri seseorang yang kurang memberi perhatian kepada keadaan iman dan amalnya setiap saat yang mereka lalui.

Untuk lepas dari kondisi keterpurukan yang berkepanjangan maka setiap diri harus mulai benar2 berfikir dan bertekad untuk menjadi baik dan semakin baik terus hingga akhir usianya.

📑Diantara usaha-usaha utama yang harus  diprioritaskan untuk menempuh jalan istiqomah menjadi pribadi yang sholih yang seimbang antara Iman dan Amalnya berikut adalah hal2 yang bisa dilakukan :

1⃣ Mempelajari ilmu Syar'i.
2⃣ Menjaga Sholat Fardhu
3⃣ Memperbanyak Baca Alqur'an dan men-tadabburi-nya.
4⃣ Memahami nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya.
5⃣Menghayati perjalanan hidup Rasul-Nya dan meneladani-Nya.
6⃣ Menghayati keagungan Syari'at agama-Nya.
7⃣ Mentadabburi Ciptaan-Nya.
8⃣ Bersemangat dalam beramal shalih dengan ikhlas karena-Nya
9⃣ Bergaul dengan hamba- hamba-Nya yang shalih, yang menunaikan hak-hak Rabb-Nya dan makhluk-Nya
🔟 Melazimkan Lafaz-lafaz Dzikir.

➡Di samping itu, untuk mencapai kesempurnaan pribadi yang beriman dan beramal sholih, maka perlu selalu waspada terhadap kondisi- kondisi berikut :

1⃣ Bodoh terhadap ilmu Agama.
2⃣Melakukan kemaksiatan secara terus menerus tanpa ada keinginan dan usaha kuat untuk bertaubat.
4⃣Mengikuti bisikan- bisikan syetan.
5⃣Bergaul dengan teman-teman yang berahlaq buruk dan tidak perduli dengan urusan Agamanya.

Demikian pemaparan ini terkait keimanan dan amal.
Semoga kita senantiasa diberi taufiq dan hidayah untuk menuju kesempurnaan iman dan penghambaan yang sejati kepada Rabb kita , Allahu azza wa jallaa...
Aamiin.

➡Wash shalallaahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi wa sallim wa aakhiru da'wana alhamdulillaahi Rabbil 'aalamiin.


وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Oleh : Endria
Rabu, 07 Oktober 2015 - 0 komentar

Asmaul husna ar razaq

Asmaul Husna:
Allah ar Rozaq
Maha Pemberi Rizki


Ini adalah salah satu poin keimanan yang paling penting karena rizki merupakan hal yang paling dicari manusia dalam kehidupannya.

Kurangnya keimanan dalam hal ini akan berujung pada banyak kemaksiatan; makanan haram, harta haram, dll.

Beriman bahwa Allah lah satu-satunya Dzat yang Memberikan Rizki dengan sebenarnya juga adalah bagian tauhid yg paling utama.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ

Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?

Fathir ayat 3

Selain kepada orang-orang beriman, Allah juga memberikan rizkinya kepada mereka yang kafir, dikarenakan sunnatullah, hukum sebab akibat, yg telah ditetapkanNya.

Namun, kenikmatan yg didapat oleh mereka yg kafir, sering kali tidak bertahan lama, tidak menyentuh ketenteraman jiwa, jauh dari keberkahan, atau, kalaupun bertahan, hanya bertahan di dunia, tidak bermanfaat di akhirat.

Karena itu, orang-orang beriman mengharapkan rizki yg berbeda; langgeng, berkah, dan memberi manfaat di akhirat.

ar Rizqu dimaknai oleh para ulama sebagai al Hazhzhu, artinya bagian.

Maknanya adalah, rizki itu sudah ditetapkan Allah sebagai "bagian" atau "porsi" untuk seseorang. Karena itu sbagian ulama mengatakan; seseorang akan mendapatkan "porsinya", apakah dia mncarinya dg cara yg haram, ataupun cara yg halal.

Dalam kondisi demikian, apakah kita memilih mencari rizki kita dengan cara yg haram? Padahal kita akan mendapatkan "porsi" yang sama jika kita mnempuh cara yg halal.

Rizki tidak hanya terkait dg uang. Tapi juga mencakup nikmat2 Allah yg lebih luas; kehidupan yg baik, sekolah yg lancar , pekerjaan dan usaha, jodoh, keluarga, dll.

Keimanan bahwa Allah ar Rozaq, Maha Memberi Rizki harus terwujud dalam 2 amalan utama;

Ikhtiar dan Tawakkal

A. ikhtiar. dalil2 tentang ini sangat gamblang.

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ

Sesungguhya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan mereka sendiri
(ar Ra'du 11)

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).
(ar Rahman 60)

intinya, Allah melihat setiap upaya kita, dan pasti ada ganjarannya.

Siti Hajar yang "hanya" berlari-lari dari shofa ke marwa, mendapatkan rizki luar biasa berupa mata air yg tdk kering hingga sekarang.

B. Tawakkal

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ 

Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
(ath Tholaq 3)

tawakkal berarti keimanan bahwa rizki itu hanya dari Allah, dan Allah sudah mengaturnya. saat ikhtiar tdk berbuah hasil sesuai keinginan, maka jangan lupakan tawakkal.

bukankah Siti Hajar berlari ke Shofa dan ke Marwa, tapi air zam zam justru muncul dari bawah kaki Ismail?


Kunci-Kunci Rizki

Kita akan sebutkan beberapa saja di antara kuncinya yg begitu banyak..

1. Berusaha/Ikhtiar

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ

Sesungguhya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan mereka sendiri
(ar Ra'du 11)

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).
(ar Rahman 60)

2. Tawakkal

 وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ

Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
(ath Tholaq 3)

Tawakkal berarti keimanan bahwa rizki itu hanya dari Allah, dan Allah sudah mengaturnya. Saat ikhtiar tdk berbuah hasil sesuai keinginan, maka tawakkal dapat membuahkan hasil yg melebihi keinginan.

3. Berdoa

Dengan sungguh2 meminta rizki, bangun di sepertiga malam, cari waktu yg maqbul.

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ 

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, 
(al Baqarah:186)

4. Silaturahim

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia bersilaturahim.” 
(HR.  Bukhari dan Muslim)

5. Menjauhi dosa

َإِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيْبُهُ

".. Sesungguhnya seorang manusia kerap terhalang dari rezeki disebabkan dosa yang dilakukannya."
(HR. Ibnu Majah, shahih)

6. Sholat shubuh berjamaah di masjid (bagi lelaki) atau di awal waktu (bagi wanita)

إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا

Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).
(al Isra 78)

مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ 
"Barangsiapa sholat shubuh maka dia berada dalam jaminan Allah 
(HR. Muslim)

Syariat sholat shubuh adalah berjamaah di masjid bagi lelaki dan awal waktu bagi wanita.

7. Bersedekah di pagi hari.

 مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا

وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا (البخاري)

“Tidak ada satu pagi pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”, sedangkan yang satu lagi berdoa “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)” 
(HR Bukhari)
Senin, 05 Oktober 2015 - 0 komentar

Perjalanan seorang mukmin

Bismillah...
PERJALANAN SEORANG MUKMIN

الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ، يَقُولُ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جَنَازَةِ رَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ وَلَمَّا يُلْحَدْ بَعْدُ، قَالَ: فَقَعَدْنَا حَوْلَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَعَلَ يَنْظُرُ إِلَى السَّمَاءِ وَيَنْظُرُ إِلَى الْأَرْضِ، وَجَعَلَ يَرْفَعُ بَصَرَهُ وَيَخْفِضُهُ ثَلَاثًا ثُمَّ قَالَ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ» ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ الرَّجُلَ الْمُسْلِمَ إِذَا كَانَ فِي قُبُلٍ مِنَ الْآخِرَةِ وَانْقِطَاعٍ مِنَ الدُّنْيَا جَاءَ مَلَكُ الْمَوْتِ فَقَعَدَ عِنْدَ رَأْسِهِ، وَيَنْزِلُ مَلَائِكَةٌ مِنَ السَّمَاءِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الشَّمْسُ مَعَهُمْ أَكْفَانٌ مِنْ أَكْفَانِ الْجَنَّةِ وَحَنُوطٌ مِنْ حَنُوطِ الْجَنَّةِ، فَيَقْعُدُونَ مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ» قَالَ: " فَيَقُولُ مَلَكُ الْمَوْتِ: أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ اخْرُجِي إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ " قَالَ: " فَتَخْرُجُ تَسِيلُ كَمَا تَسِيلُ الْقَطْرَةُ مِنَ السِّقَاءِ، فَلَا يَتْرُكُونَهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ، فَيَصْعَدُونَ بِهَا إِلَى السَّمَاءِ، فَلَا يَمُرُّونَ بِهَا عَلَى جُنْدٍ مِنْ مَلَائِكَةٍ إِلَّا قَالُوا: مَا هَذِهِ الرُّوحُ الطَّيِّبَةُ؟ فَيَقُولُونَ: فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ بِأَحْسَنِ أَسْمَائِهِ، فَإِذَا انْتَهَى إِلَى السَّمَاءِ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، ثُمَّ يُشَيِّعُهُ مِنْ كُلِّ سَمَاءٍ مُقَرَّبُوهَا إِلَى السَّمَاءِ الَّتِي تَلِيهَا، حَتَّى يُنْتَهَى إِلَى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ، ثُمَّ يُقَالُ: اكْتُبُوا كِتَابَهُ فِي عِلِّيِّينَ، ثُمَّ يُقَالُ: أَرْجِعُوا عَبْدِي إِلَى الْأَرْضِ، فَإِنِّي وَعَدْتُهُمْ أَنِّي مِنْهَا خَلَقْتُهُمْ وَفِيهَا أُعِيدُهُمْ وَمِنْهَا أُخْرِجُهُمْ تَارَةً أُخْرَى، فَتُرَدُّ رُوحُهُ إِلَى جَسَدِهِ، فَتَأْتِيهِ الْمَلَائِكَةُ فَيَقُولُونَ: مَنْ رَبُّكَ؟ قَالَ: فَيَقُولُ: اللَّهُ، فَيَقُولُونَ: مَا دِينُكَ؟ فَيَقُولُ: الْإِسْلَامُ، فَيَقُولُونَ: مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي خَرَجَ فِيكُمْ؟ قَالَ: فَيَقُولُ: رَسُولُ اللَّهِ، قَالَ: فَيَقُولُونَ: وَمَا يُدْرِيكَ؟ قَالَ: فَيَقُولُ: قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ، قَالَ: فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ صَدَقَ فَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ وَأَرُوهُ مَنْزِلَهُ مِنَ الْجَنَّةِ، قَالَ: وَيُمَدُّ لَهُ فِي قَبْرِهِ وَيَأْتِيهِ رَوْحُ الْجَنَّةِ وَرِيحُهَا، قَالَ: فَيُفْعَلُ ذَلِكَ بِهِمْ، وَيَمْثُلُ لَهُ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ، فَيَقُولُ: مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ وَجْهٌ يُبَشِّرُ بِالْخَيْرِ؟ قَالَ: فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ، قَالَ: فَهُوَ يَقُولُ: رَبِّ أَقِمِ السَّاعَةَ كَيْ أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي، ثُمَّ قَرَأَ {يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ} [إبراهيم: ٢٧] .

Seorang mukmin apabila telah tiba masa meninggal dunia dan menuju akhirat:

1. Ia akan didatangi oleh para malaikat dari langit yang wajahnya putih seakan-akan sinar matahari. Mereka membawa kain kafan dari surga dan wewangian dari surga.

2. Para malaikat itu berjumlah sangat banyak seluas mata memandang dan duduk di dekatnya.

3. Malaikat maut (pencabut nyawa) datang lalu duduk di dekat kepalanya.

4. Malaikat mau mengatakan kepadanya, "Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan dan kerelaan Allah."

5. Lalu nyawanya keluar seperti keluarnya air dari mulut teko (kendi).

6. Malaikat maut mengambilnya.

7. Kurang dari satu kedipan mata nyawanya sudah dipindahkan ke dalam kafan dan wewangian yang telah disiapkan sebelumnya oleh para malaikat.

8. Nyawanya keluar dengan menyebarkan aroma paling wangi di dunia.

9. Para malaikat membawanya naik ke langit.

10. Setiap bertemu dengan rombongan malaikat lain, mereka bertanya, "Nyawa siapa ini wangi sekali?"

11. Mereka menjawab, "Ia adalah Fulan bin Fulan." Sambil menyebutkan namanya ketika di dunia.

12. Sesampai di langit, malaikat penjaga langit membuka pintu langit dan mempersilahkan masuk.

13. Para malaikat di langit memberikan salam keselamatannya baginya.

14. Begitu seterusnya sampai langit ke tujuh.

15. Lalu turun perintah, "Tulis namanya bersama golongan Illiyyun (golongan yang beruntung). Lalu kembalikan nyawanya ke dalam jasadnya di dalam tanah. Karena Aku telah berjanji bahwa Aku menciptakannya dari tanah, mengembalikannya ke tanah dan dari tanah pula Aku bangkitkan."

16. Lalu nyawanya dikembalikan ke dalam jasadnya di dalam tanah.

17. Lalu datanglah dua malaikat dan bertanya, "Siapa tuhanmu? Apa agamamu? Apa pendapatmu tentang seorang lelaki yang diutus di antara kalian?"

18. Ia menjawab, "Tuhanku Allah. Agamaku Islam. Lelaki itu adalah Rasulullah."

19. Malaikat bertanya lagi, "Dari mana kamu tahu?"

20. Dia menjawab, "Saya membaca kitab Allah lalu beriman dan mempercayainya."

21. Lalu datang penyeru dari langit, "Dia benar maka bentangkanlah kasur dari surga dan berikan pakaian dari surga lalu tunjukkanlah tempat tinggalnya di surga nanti."

22. Lalu kuburannya diluaskan seluas mata memandang.

23. Berhembuslah angin dari surga beserta aromanya yang wangi.

24. Lalu datang seseorang berwajah indah, berpakaian indah dan beraroma wangi.

25. Orang itu mengatakan kepadanya, "Beruntunglah menyambut hari ini. Inilah yang telah dijanjikan untukmu."

26. Ia bertanya kepada orang itu, "Siapa kamu? Wajahmu berseri-seri penuh kebahagiaan?"

27. Orang itu menjawab, "Aku adalah amalanmu yang baik."

28. Kemudian ia berdoa, "Ya Allah, segerakanlah hari kiamat supaya aku bisa segera berkumpul kembali dengan keluarga dan hartaku."

29. Allah SWT berfirman, "Dia (Allah) akan meneguhkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang teguh di dunia dan di akhirat." (QS. Ibrahim: 27)

(HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)
Selasa, 22 September 2015 - 0 komentar

PEMBAGIAN NAJIS, CARA MENSUCIKANNYA

PEMBAGIAN NAJIS, CARA MENSUCIKANNYA,

1.       Najis mugallazah (tebal), yaitu najis anjing. Benda yang terkena najis ini hendaklah dibasuh tujuh kali, satu kali diantaranya hendaklah dibasuh dengan air yang dicampur tanah. Sabda Rasul Saw.:”Cara mencuci bejana seseorang dari kamu apabila dijilat anjing, hendaklah dibasuh tujuh kali, slah satunya hendaklah dicampur dengan tanah.”(Riwayat Muslim)

2.       Najis mukhaffafah (ringan), misalnya kencing anak laki-laki yang belum memakan makanan lain selain ASI. Cara mencuci benda yang kena najis ini cukup dengan memercikan air ke benda tersebut meskipun tidak mengalir. Adapun kencing anak perempuan yang belum memakan makanan selain ASI. Cara mencucinya hendaklah dibasuh sampai air mengalir di atas benda yang kena najis,dan hilang zat najis dan sifat-sifatnya, sebagaimana mencuci kencing orang dewasa. Hadist Rasul Saw.:’Sesungguhnya Ummu Qais telah datang kepada Rasulullah Saw. Beserta bayi laki-lakinya yang belum makan makanan selain ASI. Sesampainya di depan Rasul Saw. Beliau dudukan anak itu dipangkuan beliau. Kemudian beliau dikencinginya, lalu beliau meminta air, lantas beliau percikan air itu pada kencing kanak-kanak tadi, tetapi beliau tidak membasuh kencing itu.(Riwayat Bukhari dan Muslim). Sabda Rasul Saw : “Kencing kanak-kanak perempuan dibasuh sedangkan kencing kanak-kanak laki-laki diperciki(Riwayat Tarmizi)

3.       Najis mutawassithah(pertengahan), najis yang lain dari pada yang lain darikedua najis di atas. Najis ini terbagi atas dua bagian:

a.       Najis hukmiyah, yaitu yang kita yakini adanya , tetapi tidak nyata zat, bau, rasa dan warnanya, hal ini seperti kencing yang sudah lama kering, sehingga sifat-sifatnya telah hilang. Cara mencuci najis ini cukup dengan mengalirkan air diatas benda yang kena najis itu.

b.      Najis ‘ainiyah, yaitu yang masih ada zat, warna, rasa dan baunya. Kecuali warna atau bau yang sangat sukar menghilangkannya, sifat ini dimaafkan. Cara mencuci najis ini hendaklah dengan menghilangkan zat, rasa , warna dan baunya.

MACAM-MACAM NAJIS

Diantara hal-hal yang najis adalah sebagai berikut:

1. Anjing

Anjing adalah hewan yang dihukumi najis. Sesuatu atau benda yang terjilat olehnya harus dicuci sebanyak tujuh kali, yang salah satunya adalah dengan menggunakan (dicampur) tanah. Hal ini didasarkan pada hadits dari Abdullah bin Mughafal, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda,

Apabila ada anjing menjilati bejana salah seorang diantara kalian, maka hendaklah ia mencucinya sebanyak tujuh kali dengan air dan campurilah dengan tanah, untuk yang kedelapan kalinya. (HR. Muttafaqun 'Alaih)

Sedangkan menurut apa yang diriwayatkan dari abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah saw telah bersabda :

"Apabila ada anjing yang meminum air dari dalam bejana salah seorang di antara kalian, mka hendaklah ia mencucinya sebanyak tujuh kali" (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Baihaqi)

2. Babi

Babi merupakan hewan yang tubuhnya secara keseluruhan adalah dihukumi najis, sebagaimana difirmankan Allah Azza wa Jalla :

"Diharamkan bagi kalian (makanan) bangkai, darah dan daging babi"

(Al-Maidah : 3)

3. Kotoran dan Kencing Hewan Yang Haram Dimakan Dagingnya

Setiap binatang yang tidak boleh (haram) dimakan dagingnya menurut syari'at Islam seperti Keledai dan bighal, maka semua yang keluar dari binatang-binatang tersebut adalah najis, baik kotoran maupun kencingnya. Hal ini didasarkan pada hadits dari Abu Hurairah ra, dimana ia berkata :

"Nabi saw pernah buang air besar, lalu beliau menyuruhku membawakan tiga batu untuknya. Akan tetapi, aku hanya mendapatkan tiga batu saja. Selanjutnya aku mencari batu yang ketiga, namun tidak juga mendapatkannya. Lalu aku mengambil kotoran dan aku membawanya kepada beliau. Maka beliau hanya mengambil dua batu saja dan membuang kotoran tersebut seraya berkata: Ini adalah kotoran (tidak dapat dipergunakan untuk bersuci)." (HR. Bukhrari, Ibnu Majah dan Khuzaimah)

4. Khamer

Menurut Jumhur Ulama, khamer itu dihukumi najis. Pendapat ini didasarkan pada firman Allah SWT:

"Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamer, berjudi, (berkurban untuk) berhala dan mengundi nasib dengan panah, kesemuanya itu adalah perbuatan keji yang termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu, agar kalian mendapat keberuntungan."

(Al-Maidah : 90)

5. Wadi

Wadi adalah cairan kental yang biasanya keluar setelah seseorang selesai buang air kecilnya (kencing). Wadi ini dihukumi najis dan harus disucikan seperti halnya kencing, akan tetapi tidak wajib mandi. Mengenai hal ini, Aisyah ra mengatakan:

"Wadi itu keluar setelah proses kencing selesai. Untuk itu hendaklah seorang muslim (muslimah) mencuci kemaluannya (setelah keluarnya wadi) dan berwudhu' serta tidak diharuskan untuk mandi." (HR. Ibnu Mundzir)

6. Madzi.

Madzi adalah cairan bening sedikit kental yang keluar dari saluran kencing ketika bercumbu / ketika nafsu syahwat mulai terangsang atau terkadang seseorang tidak merasakan akan proses keluarnya. Hal itu sama-sama dialami oleh laki-laki dan juga wanita, akan tetapi pada wanita jumlahnya lebih banyak. Menurut kesepakatan para ulama, madzi ini dihukumi najis. Apabila madzi ini mengenai badan, maka harus dibersihkan dan apabila mengenai pakaian, maka cukup hanya dengan menyiramkan air pada bagian yang terkena.

Dari Ali bin Abi Thalib ra, dia menceritakan,

"Aku ini seorang laki-laki yang sering mengeluarkan madzi. Lalu aku suruh seseorang untuk menanyakan hal itu kepada Nabi, karena aku malu, sebab puterinya adalah isteriku. Maka orang yang disuruh itupun bertanya dan beliau menjawab: Berwudhu'lah dan cuci kemaluanmu!" (HR. Bukhari dan lainnya)

7. Kencing dan Muntah Manusia

Menurut kesepakatan para ulama, keduanya adalah najis. Rasulullah saw dengan keras memperingatkan supaya menghindarinya, dimana beliau bersabda:

"Bersucilah dari kencing, karena pada umumnya adzab kubur itu didapat dari air kencing"

Akan tetapi, beliau memberikan keringanan pada kencing yang keluar dari kemaluan seorang bayi yang belum memakan makanan lain, selain hanya minum air susu ibunya. Sedang apabila telah memakan makanan yang lain, maka dalam hal ini wajib untuk dicuci, dimana tidak ada perbedaan perdapat dari para ulama mengenai masalah ini.

Adapun mengenai muntah manusia, apabila hanya sedikit maka hal itu dimaafkan (tidak najis).

8. Darah

Yang dimaksud dengan darah disini adalah darah haid, pendarahan yang dialami oleh seorang wanita yang tengah hamil, nifas maupun darah yang mengalir; misalnya darah yang mengalir dari hewan yang disembelih. Tapi apabila darah tersebut adalah sisa yang menempel pada urat/daging maka hal tersebut dimaafkan.

Aisyah ra berkata: "Kami pernah makan daging, sedang padanya masih terdapat darah yang menempel pada kuali."

Di dalam kitab Shahih Imam Al-Bukhari disebutkan:

"Bahwa orang-orang muslim pada permulaan datangnya Islam, mereka mengerjakan shalat dalam keadaan luka. Seperti Umar bin Khaththab yang mengerjakan shalat, sedang darah lukanya mengalir."

9. Mani

Mengenai mani, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama, yang mana sebagian dari mereka mengganggapnya najis. Yang jelas ia tetap suci menurut jumhur ulama’. Akan tetapi disunnatkan mencucinya apabila basah dan cukup menggaruknya, apabila dalam keadaan (telah) kering.

Ibnu Abbas ra dia bercerita:

"Rasulullah saw pernah ditanya tentang mani yag mengenai pakaian. Maka beliau menjawab: Mani itu sama dengan dahak dan ludah, dan cukup bagimu menghapusnya dengan secarik kain atau kertas." (HR. Dauquthni, Baihaqi dan Tathawi)

10. Bangkai

Yang dimaksud bangkai disini adalah setiap hewan yang mati tanpa melalui proses penyembelihan yang disyariatkan oleh Islam dan juga potongan tubuh dari hewan yang dipotong atau terpotong dalam keadan masih hidup.

Allah SWT berfirman:

"Diharamkan bagi kalian (memakan) bangkai." (Al-Maidah : 3)

Dalam hadits yang disebutkan dari Abu Waqid Al-Laitsi, ia menceritakan; Rasulullah saw bersabda: "Bagian yang dipotong dari binatang yang masih hidup adalah bangkai." (HR Abu Dawud dan At-Tarmidzi)

Mengenai bangkai ini ada beberapa pengecualian, diantaranya:

 Bangkai ikan dan belalang, keduanya termasuk suci. Hal itu sebagaimana disabdakan Rasulullah saw menganai laut yaitu:

 "Air laut itu suci dan mensucikan, bangkai hewannya pun halal untuk dimakan."

Bangkai yang tidak memiliki darah yang mengalir seperti semut, lebah dan lainnya. Bangkai hewan-hewan jenis ini suci.

Tulang, tanduk dan bulu bangkai, yang kesemuanya itu adalah suci.

Hati dan Limpa (yang merupakan darah beku), hewan yang halal dimakan dan yang disembelih sesuai dengan syariat, sebagaiman yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra, dimana ia menceritakan; Rasulullah pernah bersabda: "Dihalalkan bagi kita dua bangkai dan dua darah. Dua bangkai itu adalah segala jenis ikan yang hidup di air dan bangkai belalang. Sedangkan dua darah itu adalah hati dan limpa." (HR. Ahmad- Asy-Syafi'I, Ibnu Majah, Al-Baihaqi dan Daruquthni)

    Hadits ini berstatus dhaif, akan tetapi Imam Ahmad menshahihkan dan menyetujuinya.
Rekap Pertanyaan dan Jawaban

 Tanya:
1. Jika terkena kotoran burung dan monyet/kera apakah mensucikannya cukup dibasuh dengan air hingga hilang bau, dan warnanya?

Jawab ; iya betul
2. Bolehkah menyucikan najis kotoran bayi perempuan pada popok dengan cara membersihkan dulu kotorannya dengan air mengalir, lalu merendamnya ke dalam ember yg sudah berisi air deterjen?

Jawab : boleh bunda

3. pengatahuan sya...smber najis dr anjing adlh air liurnya
.apa btul..?

Liurnya dan cairan tubuhnya

4.dptkah air liur dihilangkan..shingga tidak ada najis lg..

Dhilangkan bagaimana bun?

 Kalau dgn dicuci maka boleh

5. ustdzh... perbedaannya apa ya antara air pipis anak bayi laki2 dan perempuan..soalnya cara mmbersihkannya beda..

Beda unsur urine nya kali ya bun.sempat baca1 di google.yg jelas rasulullah peribtahkan cara yg beda thdp keduanya

6. bagaimana hukum seorang muslim yg mmlihara anjing.(bhkan mnggendongny).#yg brptensi meningglkn najis di bnyak tmp

Kalau anjingnya untk bwrburu maka boleh saja.
Tapi kalau untk ditimang dan disayang2...sebaiknya tidak
Menghidari najisnya

7. Ustadzah semua yg najis tu kn haram trus kalo sayuran yg pupuknya dr hal najis tu gmn y ustadzah...??? Contoh kangkung yg dikotoran babi tu haram p halal...?

Halal asal dicuci sebersih2nya ya bun.
Di tempat saya kol juga disiram kotoran manusia

8. Ustadzh mau nanya kl sepre kena air mani tp cuma di lap doang trus ketiduran kita sholat g ganti baju, apakah baju itu ke najis dan sholat kita g sah???

Sebaiknya dipercik dengan air dulu ya bun baju yg terkena seprai tadi.meskipun mnrt mazhab syafii: mani itu suci

9. Ustadzah..yg no.3 td diatas dsebutkan setiap binatang yg haram dimakan dagingnya menurut syariat Islam seperti keledai dan bighal..dst..
Pertanyaanny:
Jadi keledai itu haram ya?klo bighal apa ya ustadzah?

Iya haram.
Bighal itu hasil perkawinan kuda dan keledai

Kalau di indo kayaknya jarang keledai ya...kalau di sini banyak banget.bahkan kmrin sempat beredar isu pemalsuan daging sapi dgn daging keledai.katanya rasanya mirip

 10. Ustadzah klo rmh abis ditempati org yg pelihara anjing gmn hukumnya?apa qta mesti bersihin seluruh rmh 7x + tanah?

Dipel dengan sabun cair atau caitan buat pel lantai aja
Senin, 14 September 2015 - 0 komentar

HIMBAUAN DZULHIJJAH

🎉🎊 EDISI SPESIAL🎊🎉

🌍🌙🌍🌙🌍🌙🌍🌙🌍🌙

💦Embun Pagi


📮Senin, 14 September 2015

📣HIMBAUAN DZULHIJJAH📣

📝 Ustadz Robin (Ketum Kajian Online Hamba Allah)

🌟🌙⭐🌟🌙⭐🌟🌙⭐

🔹Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, rahimahullah, dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun".

💙Amal Sholeh yang dianjurkan:

1. Haji/Umrah

2. Puasa sunnah dari tanggal 1 sd. 9 dzulhijjah, atau minimal 9 dzulhijjah

🔹Berkata Imam Nawawi :
"Maka berpuasa sembilan hari ini (awal dzulhijjah) bukan perkara yang dibenci, bahkan sangat disunnahkan, terlebih lagi pada tanggal sembilan, yang merupakan hari arafah, dan telah dijelaskan apa-apa yang berkaitan dengan keutamaan hari tersebut. Dan telah diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari, bahwasanya Rasulullah 'alaihi shshalatu wassalam bersabda : "Tidak ada hari-hari yang lebih utama ketika seorang beramal shalih didalamnya dibandingkan dengan hari-hari ini." Yaitu, sepuluh hari pertama dari bulan dzul hijjah." 
(Syarh Shahih Muslim : 8/320/1176).

3. Takbir, mulai tanggal 1 dzulhijjah

🔹Imam Bukhari rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha', tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan :

الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu

"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah".

🔹Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah.

وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ

"Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu ...". [al-Baqarah/2 : 185].

4. Menyembelih Qurban (tgl 10 dzulhijjah atau hari tasyrik)

5. Memperbanyak Tilawah al Quran

6. Memperbanyak sholat sunnah dan sholat malam

7. Memperbanyak sedekah setiap hari

8. Memperbanyak istighfar dan taubat

9. Sholat Idul Adha dan mendengarkan khutbah.

10. Menghindari potong rambut/bulu dan kuku apabila berniat melakukan qurban.

11. Amal-amal sholeh lainnya.


Mari bersegera, MENUJU SURGA!! ✊ .


🌍🌙🌍🌙🌍🌙🌍🌙🌍🌙
🐑🐄🐑🐄🐑🐄🐑🐄🐑🐄

Div BBnA-HA/A/ 09/ 14/IX/2015

==========================================
Kamis, 10 September 2015 - 0 komentar

5 KIAT MENGGAPAI KETENANGAN JIWA

🌻🍃🌻🍃🌻🍃🌻🍃🌻
5 KIAT MENGGAPAI KETENANGAN JIWA
🌞Ustadz Kaspin Nur
Kamis, 10 September 2015
🌻🍃🌻🍃🌻🍃🌻🍃🌻

🌐 Sumber :
http://www.hambaallah.net/2015/05/5-kiat-menggapai-ketenangan-jiwa.html?m=1
•﹏••﹏••﹏••﹏••﹏••﹏••﹏••

Dalam hidup ini, manusia sering menghadapi masalah berat. Akibatnya timbul kecemasan, ketakutan, dan ketidaktenangan, bahkan tidak sedikit manusia yang akhirnya kalap bahkan sampai bunuh diri. Oleh karena itu, ketenangan dan kedamaian jiwa sangat diperlukan, Al-Qur’an menyebutkan beberapa kiat praktis untuk memperolehnya.

1. ZIKRULLAH

Zikir kepada Allah swt. merupakan kiat untuk menggapai ketenangan jiwa.  Allah berfirman,

”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.”(ar-Ra’d: 28)

2. YAKIN AKAN PERTOLONGAN ALLAH

Sesulit apa pun keadaan, seorang muslim harus yakin adanya pertolongan Allah yang membuatnya akan tenang. Allah berfirman,

”Dan Allah tidak menjadikannya (pemberian bala bantuan itu) melainkan sebagai kabar gembira lagi (kemenangan)mu, dan agar hatimu tenang karenanya. Dan tidak ada kemenangan itu selain dari Allah yang Mahaperkasa. Mahabijaksana.”(Ali Imran:126 lihat juga al-Anfaal: 10)

Namun pertolongan itu sering kali bila seseorang telah mencapai puncak kesulitan. Allah berfirman,

”Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelratan, penderitaan yang digincang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata,’Kapankah datang pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.”(al-Baqaraah: 214)

3. MEMPERHATIKAN BUKTI KEKUASAAN ALLAH

Kecemasan dan ketidaktenangan jiwa adalah karena manusia sering kali terlalu merasa yakin dengan kemampuan dirinya, bila merasakan kelemahan menjadi takut dan tidak tenang. Oleh karena itu, dengan memperhatikan bukti-bukti kekuasaan Allah hatinya menjadi tentram. Allah berfirman,

”Dan (Ingatlah) ketika Ibrahim berkata,’Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau mengidupkan orang mati.’Allah berfirman,’Belum percayakah engkau?’ Dia (Ibrahim) menjawab,’Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).’ Dia (Allah) berfirman,’Kalau begitu ambilah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan diatas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.’ Ketahuilah bahwa Allah Maha-perkasa,
Mahabijaksana.”(al-Baqaraah: 260)

4. BERSYUKUR

Allah swt. memberikan begitu banyak kenikmatan yang harus disyukuri, bila tidak Allah memberikan azab yang membuat kita tidak tenang. Allah berfirman,

”Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rezeki datang kepadanya berlimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat”(an-Nahl: 112)

5. TILAWAH, TASMI’, DAN TADABBUR AL-QUR’AN

Al-Qur’an adalah kitab yang berisi sebaik- baik perkataan, karenanya membaca (tilawah,), mendengar bacaan (tasmi’), dan mengkaji (tadabbur) ayat-ayat suci Al-Qur’an membuat hati menjadi tenang. Allah berfirman,

”Aku telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (ayat-ayatnya)lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk.”(az-Zumar: 23)

Dengan jiwa yang tenang, seorang muslim akan mampu menjalani kehidupannya secara baik. Oleh karena itu, Allah swt memanggil orang yang jiwanya tenang untuk masuk ke dalam surga-Nya. Allah berfirman,

”Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”(al-Fajr:27-30)


🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
■Website: www.hambaAllah.net
■FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
■FB : KAJIAN ON LINE-HAMBA ALLAH
■Twitter: @kajianonline_HA
■Daftar HA via wa ketik: Nama-L/P-nikah/belum-no wa-domisili, kirim ke:
Alinda : +6287702277407 (akhwat)
Ruly : +6285717777097 (ikhwan)
Kamis, 03 September 2015 - 0 komentar

AGAR IBADAH KEMBALI TERASA NIKMAT

➖➖➖➖➖➖➖➖
Tangal : 26 Agustus 2015/11 Dzulqaidah 1436 H
Narasumber: Ustadzah Rini
Materi : Sabar
Admin : Bunda Saydah & Bunda Nining
Notulent : bunda mimi
------------------

بسم الله الرحمن الرحيم
 
Pagi ini kita akan mendiskusikan tentang : 
AGAR IBADAH KEMBALI TERASA NIKMAT

Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.. Amma Ba’du.

Di antara anugrah Allah kepada hambaNya adalah kelezatan dalam beribdah, yang aku maksudkan adalah apa yang dirasakan oleh seorang muslim dari ketenangan jiwa dan kebahagian kalbu, lapang dada dalam menjalankan beribadah, dan kelezatan yang dirasakan oleh seorang hamba akan berbeda-beda tergantung pada kekuatan dan kelemahan iman seseorang. Allah SWT berfirman: 


مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ


Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. QS. Al-Nahl: 97 

Seyogyanya bagi seorang muslim untuk berusaha semaksimal mungkian agar dirinya bisa merasakan kelezatan dalam beribadah. Nabi saw bersabda kepada Bilal: “Bangkitlah wahai Bilal dan tenangkanlah kita dengan shalat”, karena beliau merasakan kelezatan dan kebahagian hati yang tinggi padanya, dan Nabi saw memanjangkan shalat malam sebagai bukti atas yang dirasakannya berupa ketenangan dan kebahagiaan bermunajat kepada Allah. Dan kebenaran perkara ini telah disebutkan di dalam firman Allah swt. Allah swt berfirman: 


وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ


Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”, QS. Al-Baqarah: 45

Dan Mu’adz bin Jabal menangis pada saat kematiannya dan ditanyakan kepadanya perihal tersebut, dia menjawab: Aku hanya menangis karena akan meninggalkan kehausan saat meninggalkan kelezatan makanan dan berkumpul besama para ulama pada halaqah-halaqah zikir.

Ibnu Taimiyah rahimhullah berkata: Sesungguhnya di dalam dunia ini ada surga di mana jika seseorang tidak memasukinya maka dia tidak akan bisa memasuki surga akherat”. 

Seorang ulama salaf berkata: Orang-orang miskin penghuni dunia adalah orang yang keluar meninggalkan dunia sementara dia tidak merasakan kelezatan apa yang ada padanya, dikatakan kepadanya: Apakah yang paling lezat di dunia ini?. Dia menjawab: Mencintai Allah dan mengenalNya serta berdzikir kepadaNya atau yang serupa dengannya”. 

Dan Nabi saw menjelaskan bahwa ketaatan itu memiliki kelezatan yang bisa dirasakan oleh orang yang beriman.

Dari Anas ra bahwa Nabi saw bersabda: Tiga perkara yang apabila terdapat pada seseorang maka dia akan merasakan manisnya keimanan: Allah dan RasulNya lebih dicintainya dari selain keduanya, tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah dan benci kembali kepada kekpuruan sama seperti kebencian dirinya dicapakkan ke dalam api neraka”. 

Di dalam sebuah riwayat disebutkan: Orang yang dicampakkan ke dalam api lebih disukainya daripada kembali kepada Yahudi atau Nashrani”. 


Di antara cara meraih kelezatan di dalam beribadah adalah:

1. Berusaha semaksimal mungkin untuk selalu taat kepada Allah sehingga dia terbiasa dan senang dengannya. Terkadang jiwa ini menjauh pada ppermulaan langkah mengawali usaha namun jika dia tetap telaten mengencangkan lengan bajunya, dan dia memiliki keinginan yang tinggi maka dia insyallah akan mendapatkannya. Maka urusan ini menuntut kesabaran dan kekuatan menanggung derita. Allah swt berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. QS. Ali Imron: 200.

Allah swt berfirman:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. QS. Thaha: 132

Dari Fudholah bin Ubaidillah ra bahwa Nabi saw bersabda: Mujahid yang sebenarnya adalah orang yang berjihad melan hawa nafsunya karena Allah”. 

Seorang ulama salaf berkata: Aku senantiasa mengarahkan jiwaku agar beribadah kepada Allah padahal dia menangis dan mengeluh, sehingga aku tetap mengarahkannya sementara dia telah tersenyum (menikmati ibadah).

Ibnu R ajab berkata: Ketahuilah bahwa jiwamu itu bagai tungganganmu, jika dia mengetahui dirimu sedang bersemangat maka diapun bersemangat dan jika dia mengetahui bahwa dirimu sedang merasakan kemalasan maka dia menuntut darimu dan meminta bagian istirahat memenuhi syahwat”. 

2. Menjauhi dosa baik yang kecil atau besar. Sesungguhnya kemaksiatan adalah dinding yang menghalangi seseorang merasakan kelezatan beribadah, karena dia melahirkan kekerasan hati, kekasaran dan kegersangan jiwa. Sebagian ulama salaf berkata: Allah tidak menghantam seseorang dengan siksa yang lebih besar dari pada hati yang kasar”.

Ibnul Qoyyim rahimullah berakata: Setiap kali dosa-dosa menumpuk maka kegelisahan akan meningkat, dan kehidupan yang paling pahit adalah kehidupan orang yang dihantui rasa gelisah dan takut dan hidup yang paling indah adalah kehidupan orang yang tenang, seandainya orang yang berakal melihat dan membandingkan kelezatan bermaksiat, dan apa-apa yang diakibatkannya dari rasa takut dan gelisah, maka di sanalah dia menyadari keburukan keadaannya dan ketertipuannya, yaitu pada saat seseorang telah menggadai ketanangan kemanan dan kemanisan beribadah dengan kegelisahan maksiat dan apa-apa yang dilahirkannya dari sifat rasa takut dan bahaya yang diakibatkannya”. 

Syaikhul Islam rahimhullah berkata: Jika engkau tidak mendapatkan suatu pekerjaan tidak mendatangkan ketenangan di dalam hatimu dan kelapangan bagi dadamu maka hendaklah engkau mewaspadainya, sebab Allah Ta’ala adalah Tuhan Yang Maha Bersyukur, yaitu Dia pasti memberikan balasan bagi amal hambaNya yang telah dikerjakannya di dunia memberikan rasa lezat di dalam hatinya, kekuatan dan kelapangan serta kesenangan dan jika dia tidak mendapatkan hal tersebut berarti amal itu telah bercampur dengan sesuatu yang lain”. 

Supyan ATsauri berkata: Aku tercegah mengerjakan bangun malam akibat suatu dosa yang pernah aku lakukan”. 

Wuhaib bin Al-Ward ditanya: kapankah seseorang kehilangan kelezatan beribadah?. Apabila dia terjemabab dalam kemaksiatan atau setelah dia selesai menjalankannya?. Dia menjawab: Seseorang akan kehilangan lezatnya beribadah pada saat dia ingin melakukan maksiat.

3. Meninggalkan makanan, minuman dan pembicaran serta pandangan yang berlebihan, maka cukup bagi seorang muslim untuk memakan makanan dan meminum minuman yang bisa membantunya menunaikan ibadah dan amalnya, maka janganlah dia makan dan minum secara berlebihan. Allah swt berfirman:

وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“…makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. QS. Al-A’raf: 31

Dari Miqdad bin Ma’di Kari bra bahwa Nabi saw bersabda: Tidaklah seorang anak Adam mengisi sebuah bejana yang lebih buruk dari perutnya, maka cukup bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya, namun jika hal itu mesti dilakukan maka hendaklah dia mengisi sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya”. 

Seorang ulama salaf berkata: Ketenangan hati pada sedikitnya dosa dan ketenangan perut pada sedikitnya makanan dan ketenangan lisa pada sedikitnya berbicara. Dan aku mengakhiri dengan perakataan Ibnul Qoyyim rahimhullah di mana berkata: Janganlah engkau menyangka bahwa firman Allah yang mengatakan:

إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ

Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka. QS. Al-Infithar: 13-14)) khusus terjadi pada hari kebangkitan semata, namun mereka mendapat kenikmatan pada tidak fase kehidupan dan mereka yang lain mendapat siksa neraka jahim pada tiga fase kehidupan, kelezatan dan kenikmatan apakah di dunia ini selain baiknya hati dan kelapangan dada, ma’rifat kepada Allah serta mencintaiNya dan beramal sesuai dengan apa yang dikehendakiNya, dan bukankah kehidupan yang sebenarnya itu kecuali kehidupan hati yang sehat? Allah swt telah memuji Nabi Ibrahim alaihis salam karena hatinya yang selamat. Allah swt berfirman: 

وَإِنَّ مِن شِيعَتِهِ لَإِبْرَاهِيمَ إِذْ جَاء رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh). (Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci. QS. Al-Shoffat: 83-84

Allah menceritakan tentang hati di dalam firmanNya: 

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَإِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, QS. Al-Syu’ara’: 88-89

Dan hati yang selamat adalah hati yang selamat dari kesyirikan, rasa dengki, hasad, iri, pelit, sombong dan ambisi terhadap dunia dan jabatan. Dia selamat dari segala bencana yang menjauhkannya dari Allah, dan selamat dari segala syubhat yang bertenentangan dengan apa diberitakan olehNya, dan selamat dari syahwat yang melawan perintahNya, selamat dari segala keinginan yang menyaingi kehendakNya, selamat dari segala sesuatu yang memutusakannya dari Allah, hati yang selamat ini berada dalam surga yang disegerakan di dunia ini, mendapat kenikmatan di dalam alam Barzakh dan kenikmatan pada hari pembalasan”.

4. Hendaklah seorang hamba merasakan bahwa ibadah yang dilakukannya ini, baik shalat, puasa, haji dan shadaqah adalah sebagai waujud ketaatan dirinya kepada Allah dan guna mengharap keredahaan Allah, dan ibadah ini sebagai perbuatan yang disenangi oleh Allah dan diridahiNya dan ibadah inilah yang akan mendekatkan dirinya kepada Allah swt.

Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah bahwa Nabi saw bersabda: Sesungguhnya Allah berfirman: Barangsiapa yang memusuhi hambaKu maka aku telah mengumumkan perang terhadapnya, dan tidaklah seorang hamba bertaqarrub kepadaku dengan suatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah aku wajibkan baginya, dan hambaku senantisa beribadah kepadaku dengan ibadah-ibadah yang sunnah sehingga aku mencintainya, maka jika aku mencintainya maka aku menjadi pendengaran yang dipergunakannya untuk mendengar, menjadi pandangannya yang dipergunakannya untuk melihat, menjadi tangannya yang dipergunakan untuk memegang, dan menjadi kaki yang dipergunakan untuk melangkah, jika dia meminta kepadaku niscaya aku mengasihinya dan jika meminta ampun kepadaKu niscaya Aku akan mengampuninya dan jika dia berlindung denganKu niscaya Aku pasti melindunginya, dan tidaklah aku pernah ragu melakukan sesuatu seperti keraguan diriku mengambil nyawa seorang yang beriman, dia membenci kematian dan Aku tidak suka berbuat buruk kepadanya”. 


5. Hendaklah seorang hamba menyadari bahwa semua ibadah yang dilakukannya ini tidak sia-sia dan tidak akan menghilang, sebagaimana punahnya harta duniawi, baik harta dan jabatan serta kelezatannya, bahkan seorang hamba akan merasakan kelezatannya bahkan itulah yang paling dibutuhkannya, bahkan juga dia akan mendapatkan buahnya di dunia selain dari apa yang akan disimpankannya baginya oleh Allah di akherat dan itu adalah balasan yang paling mulia dan besar. Maka barangsiapa yang menyadarinya niscya dia tidak akan menghiraukan jika gagal meraih dunia dan merasa senang dengan ibadah yang telah dirasakan manisnya ini. Allah swt berfirman:

وَمَن يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخَافُ ظُلْمًا وَلَا هَضْمًا

Dan barang siapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya. QS. Thaha: 112 

Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Al-Abbas bin Abdul Muththalib ra bahwa Nabi saw bersabda: Orang yang akan merasakan ledzatnya keimanan adalah orang yang rela Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Rasul utusan Allah”. 

Di dalam Ashahihaini dari hadits riwayat Abu Hurairah bahwa Nabi saw bersabda: Barangsiapa yang berinfaq dengan dua pasang di jalan Allah maka dia akan diseur dari pintu surga: Wahai hamba Allah ini adalah lebih baik, maka barangsiapa yang termsuk orang yang ahli shalat maka dia akan dipanggil dari pintu shalat, dan barangsiapa yang termasuk ahli jihad maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu jihad, serta barangsiapa yang termasuk ahli puasa maka dia akan diseur dari pintu Al-Rayyan, dan barangsiapa yang termasuk ahli shadaqah maka dia akan dipanggil dari pintu shadaqah”. 

Wallahua'lam bish showab

SESI TANYA JAWAB


Pertanyaan

Ummi alif apakah sy termasuk org yg belum bisa menikmati ibadah ? Ketika haid dtg kita kan meninggalkan ibadah" ygtdk bisa dilakukan saat haid spt shalat dan puasa..setelah selesai haid koq serasa lesu gitu untuk memulai ibadah lg..klo yg wajibnya sih gak tp yg sunnahnya spt qiyamullail puasa sunnah atau sholat dhuha..hari pertamanya spt harus dipaksakan dlu kerasa berat tp stlh bbrp hari berlalu biasa lg..jd terkadang suka bete ummi kalau haid dtg...
Terus apa yg bisa dilakukan spy hal tsb tidak terjadi berulang ulang...terimakasih

Jawaban

gak ada yang perlu di "bete"in Umm jika haid datang...karena itu adalah sunnatullah,dinikmati saja.
Ibadah memang harus dipaksa agar menjadi terbiasa,jangankan yang sunnah terkadang yg wajibpun masih harus dipaksa,sholat tepat waktu misalnya...
Sekarang...tinggal dinikmati aja semua prosesnya. Memaksakan diri,belajar bersegera&berusaha istiqomah dalam beramal merupakan proses dimana justru itu yang akan dinilai oleh Allah
Jika malas sudah melanda,kuatkan azzam untuk bersegera,ikuti kata hati karena hati adalah sarana petunjuk&hidayah datang.wallahua'lam

Pertanyaan

Ustdzh.. Tanya
Pandangan yg berlebihan itu seperti apa ya.. Terima kasih..jwbnnya ustdzah

Jawaban

melihat segala sesuatu yang bukan menjadi keperluan/hak kita
Misal:melihat lawan jenis yg bukan mahram secara berlebih,nonton televisi,menggunakan hape/gedget dll secara berlebihan yang bisa mematkan hati&menghalangi untuk dzikrullah


Pertanyaan

Ustadzah bagaimana cara mengembalikan fokus dlm sholat...dirokaat pertama mungkin bisa g tringat tntang sesuatu tp dirokaat selnjtnya terkadang da j fikiran yg mengganggu...??? Jazaakillah

Jawaban

cara paling efektif adalah dengan mengingat dengan siapa kita berhadapan,bagaimana cara kita "menghormati" sang pemilik nyawa...ketika ingat yang lain segera fokuskan hanya Allah.Allah..Allah...
Seribu kali kita mengingat yang lain...seribu kali pula kembalikan ingatan kita padaNya.wallahua'lam

Pertanyaan

Assalamualaikum ustdz, gmn cara menghilangkan rasa takut utk wudhu tgh mlm buat sholat QL, bskah diganti bertayammum jika trpksa semisal soreny hbs ntn film horor dan trbayang2 

Jawaban

ketika kita masih takut kepada selainNya,maka keimanankita harus semakin ditingkatkan,kita harus meyakini bahwa Allah selalu melindungi hamba hambaNya,apalagi mau melakukan ibadah kepadaNya. Sebaiknya dihindari tontonan/hal hal yang dapat membuat kita takut selain kepada Allah. 

Pertanyaan

Asslmkmwrwb ustadzah.gmn cr kt agar komitmen dg ibadah" yg kt lakukan,krn kt th ibadah kt kdg mengalami fluktuasi,minimal jgn futur" bgt.gmn ya ustadzah? Jazakillah ustadzah..

Jawaban

al imanu yazid wa yankuz...iman itu naik turun,bagaimana supaya saat futur tidak sampai "keterlaluan",maka selalulah ingat mati...itu cara ampuh untuk mengatasi futur
Bayangkan seandainya saat kita malas untuk shalat tiba tiba malaikat maut menjemput kita,karena kita tidak pernah tahu kapan kita dipanggil olehNya,semoga saat itu adalah saat saat terbaik kita dalam mengingatNya sehingga kita bisa khusnul khotimah.aamiin...


Kita tutup Majelis hari ini dengan do'a, 

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allailahailla anta astaghfiruka wa’atubu ilaik”

Artinya : “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Shahih)
Senin, 31 Agustus 2015 - 0 komentar

Gak rela

Sewa rumah 10 juta. Posisi rumah di kampung, jauh dari pusat kota, rumah belum finishing rapi. Kena tipu 400rb an. KAPOK!! Makanya jangan sok-sok an. Otak dipakai! Mana ada yg mau nyewa rumah harga 10 juta dengan kondisi kayak gitu. Plis deh..di kota aja harga sewa masih 8jt. 

*hadeeeeh*

Peristiwa ini bikin hati sebel dan kasian ma mereka. Duh, uang bulanan kepotong lagi buat menghibur mereka, yah sebagai uang ganti penipuan itu. 

*tears* 

Ada rasa gak rela.. Ya sudahlah hidup lagi dengan uang sejuta sebulan...

Kamis, 27 Agustus 2015 - 0 komentar

Sabar

Assalamu'alaykum ummahat shalihah..
Bagaimana kabar iman hari ini?
Senyum(sedekah) dulu yuk...

Alhamdulillah...semoga yang lain bisa segera bergabung ya..dimudahlkan segala aktivitas dunianya

Pagi ini kita akan diskusi tentang sabar. Apakah materi ini sudah pernah disampaikan di grup ini?

Mari kita mengawali majelis pagi kita dengan bersama membanca basmallah
Bismillahirrahmanirrahim...

Segala puji hanyalah milik Allah,Tuhan semesta alam,yang dengan pemberianNya kita dapat menarasakn banyak nikmat sampai detik ini
Shalawat serta salam semoga tak bosan kita sampaikan kepada junjungan,sang tauladan terbaik sepanjang zaman, Rasulullah salallau alaihi wasallam

"Dan bersabarlah kamu beserta orang orang yang menyeru Tuhannya dipagi dan senja hari dengan mengharap keridhaanNya,dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka(karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini dan janganlah kamu mengikuti orang yang telah Kami lalaikan dari mrngingat Kami serta menaati hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas."(al Kahfi:28)

Sabar....kata yang mudah diucapkan tapi sulit diaplikasikan. Sulit disini bukan bererti tidak bisa,karena semua itu tergantung bagaimana kadar keimanan kita. 
Secara bahasa sabar adalah mengekang/ menahan
Secara istilah sabar berarti menahan diri atas apa apa yang tidak disenangi,menahan lisan dari mengeluh atas beratnya cobaan&ujian lebih jauh lagi menahan diri dari berprasangka buruk kepada Allah

hakikat sabar adalah ✅tsabat(teguh bersama Allah&menerima ujian dengan jiwa yang jernih&lapang dada)
✅melatih diri untuk mengatasi kesulitan dan problematika hidup

✅keutamaan sabar:
1⃣disertai Allah
"....jika kamu bersabar,bertaqwa,niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan."(Ali Imran: 120)
2⃣diberikan pertolongan oleh Allah
"Jika kamu bersabar&bersiap siaga,dan mereka datang menyerang kamu seketika itu juga,niscaya Allah menolong kamu dengan limaribu malaikat yang memakai tanda."(Ali Imran:125)
3⃣dilipatgandakan pahalanya
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan,kelaparan,kekurangan harta,jiwa dan buah buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar"(al Baqarah:155)

Selanjutnya keutamaan sabar adalah..
4⃣dicintai oleh Allah
5⃣bisa mengambil hikmah dari ayat ayat Allah sehingga memperkokoh keimanan&ketaqwaannya
6⃣akan diberikan keteguhan hati
"Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan,sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal hal yang diutamakan."(asy Syuura:43)
7⃣menjadi jalan menuju kebaikan
8⃣diampuni dosa dosanya
9⃣memperoleh keberuntungan
"Hai orang orang yang beriman,bersabarlahkamu dan kuatkan kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga(diperbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah,supaya kamu beruntung."(Ali Imran:200)

✅macam macam sabar:
1⃣sabar dalam hal yang mubah(disenangi hawa nafsu),misalnya tidur siang,nonton tv
2⃣sabar atas ketaatan yaitu dengan tetap istiqomah untuk taat pada Allah,RasulNya&ulil amri(pemimpin) dikalangan kaum muslimin
3⃣sabar atas kemaksiatan,sebisa mungkin bersabar untuk tidak menuruti hawa nafsu yang mengarahkan kita pada perbuatan maksiat
4⃣Sabar atas ujian yang diberika kepada Allah

Sementara itu dulu ya ummahatfillah bahan disusi kita pagi ini

Sesungguhnya keutamaan ilmu adalah dengan mengamalkannya. Wallahu'lam bish shawab
Kita perkaya materi hari ini dengan diskusi
Rekap pertanyaan dan Jawaban

1⃣ Sabar dlm hal mubah. Tlog dijabarkn lg ustadzah. Krn sering nonton tv, anak2 sering meniru ucapan yg tdk pantas. Klo kt biasa tdr siang krn mmbiasakn anak bgmn?

2⃣Ustadzah apa benar sabar itu ada batasnya,(titipan teman)

3⃣Ustadzah sabar yg bagaimana kita menghadapi rumah tangga

4⃣Asslmkmwrwb Ustadzah.. Sy mau bertanya..Dalam kehidupan shari" kt tentunya menemui problem dg warga skliling kt..Sy tntunya hdp bertentangga ,tp mudahan muslimah yg dikajian ini tdk menghdpi hal ini sprti sy..Dalam hdp bertentangga dg org byk mmg kt byk memetik hikmah dr berbgai karakter pribadi stp individu..Ad yg ini,itu nah yg sy hadapi sprti ini ustadzah...rmh kmi letaknya dibw karena tanah diperumahan kmi sprti persawahan didaerah bandung tinggi baru rendah,kbtlan kmi brada didaerah rendah kendala yg kmi hadapi adalah..kita pnya jln bersama/ halaman bersama stp hr didpn rmh sy sll ad air yg membasahi halaman rmh itu stp hr,sdh diberitahu sm wrga yg atas biar mrka buat saluran air yg keselokan,tp udah hmpr 3 thn kmi tinggl disini tp g ad yg menggubris keluhan kmi,,pernah jg didpn rmh kmi,wlupn ad air yg sll membsahi halaman tentunya kmi sapu biar wlaupn basah tp bersih,udah disapu dg bersih..g thnya tetangga buang puing bekas bangun rmh,sisa pasir,sisa adukan smen membaur jd satu,jdnya udah becek,ditmbah dg penuh dg puing.pamit g jg kl mau naroh puing+ sisa bangunan,smentara sy pny anak 2 yg masih batita,ya bgitulah khdpan kmi stp hari,,,mgkn sy yg tidak sabar dlm hal ini..sy pengen pindah dr sini,tp dipikir" akankah ditmpt br sy akan mendapati tetangga yg lbh baik...bagaimn memupuk rasa sabar yg extra lg ustadzah krn yg namanya manusia pny watak beda" ?dan apakah sy hrs pindah dr tmpt yg skrg krn kl ditahan" tdk bgs jg untuk khdpn kdpn krn dlm krn wkt yg lmayan lm ini blm ad respon dr mrka,apakah mrka th tp pura" tidak th,apakah mrk th tp masa bodoh..Afwan ustadzah kepanjangan jazakillah ustadzah..

➡Sabar dlm hal mubah. Tlog dijabarkn lg ustadzah. Krn sering nonton tv, anak2 sering meniru ucapan yg tdk pantas. Klo kt biasa tdr siang krn mmbiasakn anak bgmn?
➡mubah adalah sesuatu yang diperbolehkan dalam agama,akan tetapi jika berlebih lebihan hukumnya menjadi haram
Semisal makan hukumnya mubah akan tetapi makan sampai kekenyangan masih dipaksa akhirnya sampai muntah akan berubah menjadi haram
Dalam islam juga tidak diajarkan untuk berlebih lebihan dalam segala hal. oleh karenanya bersabar menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu yang berlebih lebihan akan lebih baik bagi kita apalagi jika efeknya tidak baik kepada anak.wlhalm

➡Ustadzah apa benar sabar itu ada batasnya,(titipan teman)
➡sabar itu tidak ada batasnya Umm..yang ada adalah kemampuan dan kemauan masing masing orang untuk bersabar

➡Ustadzah sabar yg bagaimana kita menghadapi rumah tangga
➡ sabar dengan ujian Allah thd RT kita,sabar atas ketaatan kita pada suami(selam bukan bermaksiat kepada Allah)
Misalnya:suami bisa memberikan nafkah yang ckup sehingga demi anak anak kita diminta untuk menjadi IRT saja,maka itu juga kesabaran yang luar biasa,apalagi jika kita memiliki peluang besar untuk bekerja

➡Asslmkmwrwb Ustadzah.. Sy mau bertanya..Dalam kehidupan shari" kt tentunya menemui problem dg warga skliling kt..Sy tntunya hdp bertentangga ,tp mudahan muslimah yg dikajian ini tdk menghdpi hal ini sprti sy..Dalam hdp bertentangga dg org byk mmg kt byk memetik hikmah dr berbgai karakter pribadi stp individu..Ad yg ini,itu nah yg sy hadapi sprti ini ustadzah...rmh kmi letaknya dibw karena tanah diperumahan kmi sprti persawahan didaerah bandung tinggi baru rendah,kbtlan kmi brada didaerah rendah kendala yg kmi hadapi adalah..kita pnya jln bersama/ halaman bersama stp hr didpn rmh sy sll ad air yg membasahi halaman rmh itu stp hr,sdh diberitahu sm wrga yg atas biar mrka buat saluran air yg keselokan,tp udah hmpr 3 thn kmi tinggl disini tp g ad yg menggubris keluhan kmi,,pernah jg didpn rmh kmi,wlupn ad air yg sll membsahi halaman tentunya kmi sapu biar wlaupn basah tp bersih,udah disapu dg bersih..g thnya tetangga buang puing bekas bangun rmh,sisa pasir,sisa adukan smen membaur jd satu,jdnya udah becek,ditmbah dg penuh dg puing.pamit g jg kl mau naroh puing+ sisa bangunan,smentara sy pny anak 2 yg masih batita,ya bgitulah khdpan kmi stp hari,,,mgkn sy yg tidak sabar dlm hal ini..sy pengen pindah dr sini,tp dipikir" akankah ditmpt br sy akan mendapati tetangga yg lbh baik...bagaimn memupuk rasa sabar yg extra lg ustadzah krn yg namanya manusia pny watak beda" ?dan apakah sy hrs pindah dr tmpt yg skrg krn kl ditahan" tdk bgs jg untuk khdpn kdpn krn dlm krn wkt yg lmayan lm ini blm ad respon dr mrka,apakah mrka th tp pura" tidak th,apakah mrk th tp masa bodoh..Afwan ustadzah kepanjangan jazakillah ustadzah..
➡salah satu rizki yang berkah adalah mendapatkan tetangga yang baik.hendaknya kita melihat lingkungan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk tinggal. Apabila sudah terlanjur,dan tidak memungkinkan untuk mencari lingkungan yang lebih baik maka bersabar dengan kondisi yang ada jauh lebih baik. Sambil sertakan dalam doa kita kebaikan untuk tetangga kita...Allah adalah pembolak balik hati,mintalah padaNya agar tetangga&lingkungan sekeliling kita menyadari apa yang Ummi rasakan. Semoga bisa terkabul apa yang Ummi inginkan. Aamiin...

Bila ga ada pertanyaan lagi kita tutup ya kajiannya

Alhamdulillah Wa Barakallahufikum Ummahatifillah,

Jazakillah khayron katsier ustadzah Rini yg telah berbagi ilmu hari ini di M15

 Semoga Ilmu yg kita dapat hari ini bisa bermanfaat 

Aamiin..
Biar nambah berkah ilmu kita hari ini,sebaiknya ditutup dengan kafaratul majelis Umm

Kita tutup Majelis hari ini dengan do'a, 

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allailahailla anta astaghfiruka wa’atubu ilaik”

Artinya : “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Shahih)
Selasa, 25 Agustus 2015 - 0 komentar

DIMANA MENCARI KEBAHAGIAAN SEJATI ?

🔵💟🔵💟🔵💟🔵💟🔵


بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Dalam kehidupan manusia, banyak sekali orang yang melupakan makna kebahagian hakiki.

Sebagian dari mereka tak kenal lelah mencari harta sebanyak2nya. Atau bekerja memburu karir, jabatan atau juga mengejar berbagai kenikmatan yang hanya bisa dinikmati sebatas hidupnya didunia, dan kebahagiaan itupun hanya akan dapat dinikmati dari sedikit waktu hidupnya.

Karakteristik dasar dari kenikmatan duniawi adalah selalu melalaikan dan membuat manusia berada dalam kondisi perbudakan baik oleh jin ataupun nafsunya sendiri.
Apa kira2 yang memicu keadaan seperti ini. Tentu semua ada sebabnya bukan ?

Mari sejenak kita bertafakur, berfikir dengan hati jernih dan mendalam tentang kondisi diri kita yang dari waktu ke waktu selalu menghadpi pertarungan antara beramal yang sejalan dengan petunjuk Agama ataukah yang dilarang. 
Kondisi ini akan selalu datang dan memenuhi sepanjang waktu hidup kita.

Beruntunglah, jika kita mampu berfikir dan menetapkan hati memiliki arah dan tujuan hidup untuk mencapai kebahagiaan kehidupan akhirat. 

Dengannya hati dan prilaku kita akan terus bisa kita kendalikan oleh keimanan sehingga akan senantiasa mengarah kepada  perbuatan (prilaku atau amal) yang menyebabkan turunnya rahmat Allah subhanahu wata'alaa.

Dan disinilah sesungguhnya kita akan menemukan kebahagiaan sejati itu. Yakni saat diri kita puas dan merasa bahagia ketika telah melakukan suatu perbuatan yang dirihdoi Allah. Apapun bentuk perbuatan itu, yang jelas kita mengetahui bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang akan memghasilkan buah yang baik yakni pahala dan kasih sayang Allah subhanahu wa ta'alaa. Dan akan merasa gelisah apabila tidak dapat melakukan sebuah amal sholih atau perbuatan baik yang menjadi kesempatannya namun terlewatkan.

Adapun bagi seseorang hatinya buta, tidak dapat melihat kebenaran dan cahaya hidayah maka dirinya, dalam kesehariannya tidak memiliki kepedulian dengan urusan keadaan amalnya. Baginya tidak melakukan amal baik tak menyesal, dan melakukan maksiatpun tak merasa bersalah. 

Hati yang seperti inilah yang dikatakan lalai, dan berpotensi menjadi obyek perbudakan jin dan syetan. 
Jika mereka (jin yang bertabiat syetan) masuk kedalam dirinya maka akan memperindah segala perbuatan buruk hingga ia tertarik dan gemar melakukannya. 

Dibuatnya berbagai bentuk ibadah dan perbuatan baik, tidak menarik, kuno dan memberatkan untuk dilakukan. Selalu ada alasan penolakan untuk melakukannya. Panggilan2 kebaikan sulit menembus hatinya. 
Karena cahaya hidayah telah redup dan bahkan kegelapan meliputi sepanjang waktunya.
Na'udzubillahi mindzalik.

Jika terjadi kondisi seperti ini maka dia akan sulit membedakan mana kebahagiaan dan mana saat dia berada dalam kesesatan. Baginya kebahagiaan adalah hal2 dan perbuatan yang mampu memuaskan dirinya, walau sesaat. Yang membuat hatinya bahagia ketika apa menjadi ambisinya tercapai walaupun hakikatnya menurut ukuran Agama tidak ada nilainya atau bahkan akan berakibat kehinaan bagi dirinya. 

Jadi ...
Perhatikan bahwa :
Ukuran kebahagiaan akan sangat berbeda bagi seseorang yang memiliki orientasi dan tujuan kebahagiaan akhirat dengan mereka yang hanya sebatas mengejar kebahagiaan duniawi.

Faktor utama pembeda ini adalah ada tidaknya, dalam dangkalnya "ilmu dan iman" yang ada pada dirinya.

Ketika seseorang Berilmu dan hatinya penuh dengan Keimanan maka dia akan memiliki bashiroh, cahaya kebaikan yang memancar dari hati, ucapan dan prilakunya sebagai pantulan dari keyakinanan atas kabar gembira yang akan dia dapatkan akibat keimanan dan amal sholihnya itu. 

Dan setiap Muslim hendaknya memiliki kepekaan dan juga faham akan hal ini sehingga dia bisa mengukur dirinya dimanakah dia berada. Apakan pada posisi pribadi yang penuh kelalaian ataukah yang selalu terjaga pada kebaikan dan ketaqwaan kepada Robbnya. 

Sehingga pada gilirannya diapun  akan sadar dan benar2 bisa membedakan hati yang mati dan yang hidup. 
Bahkan juga akan merasakan perbedaan atas kebahagiaan yang sejati dan mana yang bukan.
Tipu daya syetan akan lemah dihadapannya karena dalam dirinya telah diperkaya dengan cahaya kebaikan yang menyebabkan turunya perlindungan dan penjagaan dari Robbnya.

Demikian materi singkat ini. Semoga bisa difahami dan menjadi bahan reungan kita disiang hari ini. 

Billahi taufiq wal hidayah 

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Endria🌴
Jakarta, 25 Agustus 2015.
14.45 wib
Ustadzah Endria
- 0 komentar

Sebab hilangnya siksa dan kurangnya dosa

Kajian Online Hamba ALLAH SWT 

########################

Hari / Tgl : Senin, 24 Agustus 2015, 09 Dzulqo'dah 1436 H
Narasumber : Ustadz Dodi Abu El Jundi
Materi : Sebab hilangnya siksa dan kurangnya dosa
Admin : Bd.Nining & Bd.Saydah
Notulen : Bd. Dyah

#################

وَ عَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 Yuuukk dimulai 

 بسم الله الرحمن الرحيم
  Sebab hilangnya siksa & kurangnya dosa

 Kajian On-Line
Dodi Abu El Jundi
Group IRINA, MC, IS, ODOJ,
Group Hamba اللّهُ, IDHOL, KUTUB.

بسم الله الرحمن الرحيم 

Beberapa SEBAB yang bisa menghilangkan siksa dan mengurangi dosa. 

Tidak ada dimuka bumi ini manusia sekarang yang terbebas dari salah dan dosa, bahkan ada sebuah kalimat yang sering dinyanyikan bahwa "manusia itu adalah tempatnya salah dan dosa". 

Apakah benar pelaku maksiat ini bisa dikurangi siksaannya dan dikurangi dosanya...?

Sesungguhnya pelaku maksiat dapat digugurkan dosa dan siksanya di akhirat dengan beberapa sebab, yaitu:

1. Taubat

Dimana اللّهُ  ta’ala berfirman:

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا * إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ شَيْئًا

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun” [QS. Maryam : 59-60].
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا * إِلا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) اللّهُ  dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena اللّهُ.  Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak اللّهُ  akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar” [QS. An-Nisaa’ : 145-146].

Para ulama sepakat bahwa taubat dapat menghapus segala dosa hingga dosa syirik akbar seorang hamba, selama nyawanya belum sampai di kerongkongannya. 

2. Istighfar

Dimana اللّهُ  ta’ala berfirman:

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Dan اللّهُ  sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) اللّهُ  akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun” [QS. Al-Anfaal : 33].

Istighfar sebenarnya masuk dalam cakupan taubat, yaitu memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan dan menyesalinya. Namun taubat lebih mencakup dan lebih unggul dibandingkan istighfar, karena ia mengandung tekad kuat untuk tidak mengulangi dosa/maksiat yang telah dilakukan di masa yang akan datang.

Ibnu ‘Abbaas radliyallaahu ‘anhumaa berkata:

لا كَبِيرَةَ مَعَ اسْتِغْفَارٍ، وَلا صَغِيرَةَ مَعَ إِصْرَارٍ

“Tidak ada dosa besar jika diiringi dengan istighfar, dan tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus-menerus” [Diriwayatkan oleh Ath-Thabariy dalam Jaami’ul-Bayaan 8/245, Ibnul-Mundzir dalam Tafsiir-nya no. 1670, Ibnu Abi Haatim dalam Tafsiir-nya no. 5217, dan yang lainnya; shahih].

3.  Melakukan amal shaalih

Dimana اللّهُ  ta’ala berfirman:

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk” [QS. Huud : 114].

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: الصَّلاةُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ، مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ

Dari Abu Hurairah : Bahwasannya Rasulullah ﷺ  pernah bersabda : “Shalat fardlu yang lima, shalat Jum’at hingga shalat Jum’at berikutnya, dan puasa Ramadlaan hingga puasa Ramadlaan berikutnya adalah penghapus dosa-dosa yang ada di antaranya, apabila orang tersebut meninggalkan dosa-dosa besar” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 233].

4. Tertimpa musibah yang bersifat keduniaan

عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُوعَكُ، فَمَسِسْتُهُ بِيَدِي، فَقُلْتُ: إِنَّكَ لَتُوعَكُ وَعْكًا شَدِيدًا، قَالَ: أَجَلْ، كَمَا يُوعَكُ رَجُلَانِ مِنْكُمْ، قَالَ: لَكَ أَجْرَانِ، قَالَ: نَعَمْ، مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مَرَضٌ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

Dari Ibnu Mas’uud radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Aku masuk menemui Nabi ﷺ  ketika beliau sakit. Lalu aku raba beliau, lalu aku berkata : "Sesungguhnya demammu bertambah keras". Beliau ﷺ  menjawab : “Benar, sebagaimana demamnya dua orang di antara kalian". Aku berkata : “Semoga engkau mendapatkan dua pahala". Beliau ﷺ  bersabda : "Tidaklah seorang muslim ditimpa cobaan berupa sakit dan sebagainya, kecuali اللّهُ  akan gugurkan dosa-dosanya sebagaimana sebatang pohon yang menggugurkan daunnya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 5667].

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَادَ

5. Syafa’at dari orang-orang yang diberikan izin oleh اللّهُ  ta’ala. 

Dimana اللّهُ  ta’ala berfirman:

يَوْمَئِذٍ لا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلا

“Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali (syafaat) orang yang اللّهُ  Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridai perkataannya” [QS. Thaha : 109].

Telah menceritakan kepadaku Suwaid bin Sa'iid, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Hafsh bin Maisarah, dari Zaid bin Aslam, dari 'Athaa' bin Yasaar, dari Abu Sa'iid Al-Khudriy secara marfu’ : “……اللّهُ  lalu berfirman : ‘Para Malaikat, Nabi, dan orang-orang yang beriman telah memberi syafa’at, dan tinggallah Dzat Yang Maha Pengasih” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 302].

5.1. Syafa’at dari Nabi ﷺ :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " ....... أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ، مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ "

Dari Abu Hurairah, ia bekata : Telah bersabda Rasulullah ﷺ  : “Orang yang paling berbahagia memperoleh syafa’atku pada hari Kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa ilaha illallaa ikhlas dari lubuk hatinya atau jiwanya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 99].

5.2. Syafa’at syuhadaa’ (orang yang mati syahid di jalan اللّهُ )

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " يُشَفَّعُ الشَّهِيدُ فِي سَبْعِينَ مِنْ  أَهْلِ بَيْتِهِ

Dari Abud-Dardaa’, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah ﷺ  : “Orang yang mati syahiid memberikan syafa’at kepada 70 orang dari keluarganya” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 2522; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan Abi Daawud 2/103].

5.3. Syafa’at orang yang menshalati jenazah kaum muslimin.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ، فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلًا لَا يُشْرِكُونَ بِاللَّهِ شَيْئًا، إِلَّا شَفَّعَهُمُ اللَّهُ فِيهِ

Dari ‘Abdullah bin ‘Abbaas, dari Rasulullah ﷺ  beliau bersabda : “Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lalu jenazahnya dishalati oleh empat puluh orang yang tidak menyekutukan اللّهُ  dengan sesuatu pun kecuali mereka akan memberikan syafa’at baginya” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 948].

5.4. Syafa’at dari anak-anak yang telah meninggal dunia semasa kecil.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَمُوتُ لَهُمَا ثَلَاثَةُ أَوْلَادٍ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ، إِلَّا أَدْخَلَهُمَا اللَّهُ وَإِيَّاهُمْ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ الْجَنَّةَ، وَقَالَ: يُقَالُ لَهُمْ: ادْخُلُوا الْجَنَّةَ، قَالَ: فَيَقُولُونَ: حَتَّى يَجِيءَ أَبَوَانَا ، قَالَ: ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، فَيَقُولُونَ: مِثْلَ ذَلِكَ، فَيُقَالُ لَهُمْ: ادْخُلُوا الْجَنَّةَ أَنْتُمْ وَأَبَوَاكُمْ

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah ﷺ  : “Tidaklah dua orang muslim (suami istri) yang tiga orang anak mereka yang meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa, kecuali اللّهُ  akan memasukkan keduanya dan anak-anak mereka ke surga dengan keutamaan rahmat-Nya". Beliau bersabda : "Dikatakan kepada anak-anak tersebut : 'Masuklah

 kalian ke surga'. Mereka berkata : '(Kami tidak akan masuk) hingga bapak-bapak kami juga masuk!’. Lalu dikatakan kepada mereka : 'Masuklah kalian dan bapak-bapak kalian ke surga” [Diriwayatkan oleh Ahmad, 2/510; shahih. Dishahihkan sanadnya oleh Al-Arna’uth dan ‘Aadil Mursyid dalam takhrij-nya atas Musnad Al-Imaam Ahmad, 16/364].

6. Pemaafan اللّهُ  ta’ala tanpa melalui syafa’at.

Dimana اللّهُ  ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ 

“Sesungguhnya اللّهُ  tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” [QS. An-Nisaa’ : 48]. 

7. Doa orang-orang mukmin, baik yang didoakan masih hidup ataupun telah meninggal.

Dimana اللّهُ  ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang" [QS. Al-Hasyr : 10].

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلا تَبَارًا

“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang lalim itu selain kebinasaan"[QS. Nuuh : 28].

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ، إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Dari Abu Hurairah : Bahwasannya Rasulullah ﷺ  pernah bersabda : “Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal : shadaqah jariyyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shaalih yang mendoakannya” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1631, Ahmad 2/372, At-Tirmidziy no. 1376, Al-Bukhaariy dalam Al-Adabul-Mufrad no. 38, dan yang lainnya].

8. Amal shalih yang dilakukan orang lain.
Amal shalih yang dilakukan orang lain yang dapat bermanfaat bagi seseorang tidak berlaku secara mutlak, namun harus berlandaskan dalil. Misalnya, tidak boleh seseorang mewakili shalat wajib orang lain, namun ia boleh mewakili haji orang lain dengan syarat ia sendiri sudah menunaikan haji.

8.1. Haji

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَ رَجُلًا، يَقُولُ: لَبَّيْكَ عَنْ شُبْرُمَةَ، قَالَ: " مَنْ شُبْرُمَةُ؟ " قَالَ: أَخٌ لِي، أَوْ قَرِيبٌ لِي، قَالَ: " حَجَجْتَ عَنْ نَفْسِكَ "، قَالَ: لَا، قَالَ: " حُجَّ عَنْ نَفْسِكَ، ثُمَّ حُجَّ عَنْ شُبْرُمَةَ "

Dari Ibnu ‘Abbas radliyallaahu ‘anhuma, bahwasannya Nabi ﷺ  mendengar (ketika berhaji) seorang laki-laki mengucapkan talbiyyah haji : ‘Labbaika (kupenuhi panggilan-Mu ya اللّهُ)  atas nama hajinya Syubrumah’. Nabi ﷺ  bertanya : “Siapa Syubrumah?”. Ia menjawab : “Saudara saya (atau kerabat saya)”. Nabi bertanya : ”Apakah engkau telah berhaji untuk dirimu sendiri?”. Ia menjawab : “Belum”. Maka beliau bersabda : ”Berhajilah untuk dirimu sendiri, kemudian (kelak) kamu berhaji untuk Syubrumah” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 1811, Ibnu Majah no. 2903 dan Ibnu Hibban 962; dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud 1/509 dan Shahih Sunan Ibni Majah 3/10 no. 2364].

8.2. Shadaqah:

عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّيَ افْتُلِتَتْ نَفْسَهَا وَلَمْ تُوصِ،  وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ، أَفَلَهَا أَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟، قَالَ: " نَعَمْ "

Dari ’Aisyah, bahwasannya ada seorang laki-laki yang mendatangi Nabi ﷺ  dan berkata : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia secara mendadak dan tidak sempat berwasiat. Aku kira, jika ia sempat berbicara niscaya ia akan bershadaqah. Adakah baginya pahala jika saya bershadaqah untuknya ?”. Maka beliau ﷺ  menjawab : ”Ya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy no. 1322 dan Muslim no. 1004].

8.3. Puasa : Kewajiban puasa yang belum ditunaikan semasa hidup:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ، صَامَ عَنْهُ وَلِيُّهُ

Dari ‘Aaisyah radliyallaahu ‘anhaa, bahwasannya Rasulullah ﷺ  pernah bersabda : ”Barangsiapa yang meninggal dunia dan ia masih memiliki kewajiban puasa, maka hendaklah walinya berpuasa untuknya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1952, Muslim no. 1147, Abu Dawud no. 2400, dan yang lainnya].

8.4. Pelunasan hutang:

Hadits Abu Qatadah radliyallaahu ‘anhu dimana ia pernah menanggung (melunasi) hutang sebesar dua dinar dari si mayit yang kemudian dengan itu Nabi ﷺ  bersabda :

الآنَ حِينَ بَرَدَتْ عَلَيْهِ جِلْدُهُ

“Sekarang, menjadi dinginlah kulitnya” [Diriwayatkan oleh Al-Haakim 2/74 bersama At-Tattabu’ no. 2401. Ia berkata : “Isnadnya shahih namun tidak dikeluarkan oleh Al-Bukhaariy dan Muslim].

والله أعلم بالصواب
[11:14 24/08/2015] dyah fitri nanda sari: Rekap Pertanyaan

1.  UstadZ ... bila seseorang sudah bertaubat nasuha apakah ia masih terkena dampak dari dosanya di masa lalu. Contoh dulu dy pernah merampok dan bertaubat nasuha. Apakah dy jg akan di rampok atau terkena musibah sebagai dampak dosa di masa lalu

Jawab → In sha اللّهُ terhapuskan dosanya. Tetapi yang berhubungan dengan manusia. Maka jika bisa mengembalikan dan meminta maaf kepada mereka (semaksimal mingkin)

 Lantas adakah dampaknya tadz ... seperti hukum timbal balik

 Kmudian jika saking bnyaknya yg dirampok bgaimana mengembalikannya tadx
Jawab → islam tidak mengenal karma. Karma ini budaya agama hindu
iya

2. Pak ustadz mau tanya ya,apa bisa dosa seseorang itu d tangung oleh orang lain..

Jawab → ditanggung...? Kalau berbarrengan ya bisaaa.


3. Ustadz, bagaimana dengan dosa zina? Misalnya sewaktu belum menikah, pernah pacaran, lalu setelah menikah taubat, dan menyesali perbuatannya. Apakah dosa tsb diampuni, karena ada yg mengatakan dosa pacaran tetap ada. Benarkah demikian?

Jawab: 
 In sha اللّهُ diampuni selama bersungguh sungguh bertaubat yaa

3. Ustadz, bagaimana dengan dosa zina? Misalnya sewaktu belum menikah, pernah pacaran, lalu setelah menikah taubat, dan menyesali perbuatannya. Apakah dosa tsb diampuni, karena ada yg mengatakan dosa pacaran tetap ada. Benarkah demikian?

Jawab:
- In sha اللّهُ diampuni selama bersungguh sungguh bertaubat yaa

Tanya:
Ttg hal diatas, ktk pasangan2 yg bergaul bebas, smpe kmuadian (maaf) hamil, bagi masyarakat menikahkan adlah solusi menutup aib. 
Lantas bagaimana dg remaja masa kini yg sesuka hati brgaul bebas, bhkn tak takut dg zina, krn bagi mrk taubatnya adalah dg nikah.

Jawab → Remaja itu memang terkadang kurang ilmu agama, makanya salah satu dari 7 orang yang mendapatkan Ridho اللّهُ Ta'ala adalah Remaja yang soleh atau solehah. Karena memang jarang remaja yang sudah mengenal ilmu agama yang mumpuni di usianya. 

Kalau orang tua soleh atau solehah, itu wajar, biasanya mendekati usia 40an manusia sudah mulai sadar akan kurangnya ilmi agama yang dimilikinya

 4. Asslmkmwrwb Ustadz sy mau bertanya ..begini ustadz..ad seorang ikhwan yg mau menggenapkan 1/2 dinnya dg seorg akhwat..seorg ikhwan ini anak nyantri disuatu kota..waktu ramadhan itukan wktunya lbr u.santri ..sbnarnya sdh berumur sktr 27 th,krn ngabdi 3 thn,,jd untuk keluar dr pondok itu syaratnya hrs 3 thn bnt ngajar dl disana..singkt cerita plglah si ikhwan ini kekmpg hlmannya..ngomong sama kedua org tuanya.kaget kn keluarganya krn sblmnya bliau mau tarim ke Yaman..th" mau nikah..krn si ikhwan ini knl akhwat lwt seorg perantara jd cm ad biodata,,jd kt klrganya ikhwan ya udah suruh pihak akhwat dtg kermh mau memastikn bnr" apa tidak..bicaralah keperantara bhwa mau nya pihak ikhwan sprti itu,,smntara pihak akhwat tdk mau krn tidak lazim pihak akhwat yg berknjg dl keklg ikhwan.. Lm tidak ad kmunikasi antara keduanya dlm hal ini lwt prantara ini...krn masa mondok udah dimulai lg jd si ikhwan balik lg kepondok.krg phm slma dirmh klg beliau apa yg trjadi..th"  2 hr beliau dipondok ad berita kl bliau mencb bunuh dr..si akhwat nya dikasih th dr perantara jg..baik klg,akhwat nya perantaranya smua kaget..knp bs sprti ini..
Phk klg dtg ke pondok tp beliau tdk tertlg,,singkt crita pihak klg menyalahkn akhwat nya..sbnrnya kl mau disrh dtg dl g akn sprti ini bla bla...si ikhwan dkt sm adeknya..beliau menitipkn spucuk srt u.akhwat yg isinya permohonan maaf krn tidak bs berbuat byk,mendo'akan siakhwat mg dpt pendamping hdp yg sholeh..jg mint dimaafkn skp klgnya..plus sebuah buku..         
Pertanyaannya..klu bunuh diri itu trmasuk dosa bsr?? Bagaimn dg amalan yg sdh beliau lkukan slma ini?? Benarkah sikap klgnya thdp bliau sprti itu smentara bliau mau menggenapkan 1/2 dinnya?? Afwan kepanjangan tadz. .jazakallah ya tadz..

Jawab:
 Bunuh diri adalah DOSA BESAR. Amalan yang biasa dia lakukan akan diperhitungkan juga nantinya. 

Dan pelajaran bagi para keluarga jika memang keinginan menikah sudah ada dan sudah dijetahui agamanya juga baik. Maka segerakanlah menikah.

 5. Begini ustadz...apakah ada ketentuannya atau hukumnya..bila kita ingin mengadopsi seorang anak..misalnya ttg mahram..nanti klo anak tersebut sudah baligh

Jawab:

Tetap tidak bisa menjadi mahrom

 6.  tanya ustdz..
mengenai puasa... sy tdk tau apakah alm ayah sy punya hutang puasa... 
sy ingin puasa untuk ayah saya.. baca niatnya bagaimana ustdz..?

Jawab:
 Kenapa bisa hutang puasa...?
Gimana ceritanya...?

 Tanya:
sblm ayah meninggal beliau sakit dahulu..

Jawab:
Dibulan Ramadhan atau diluar bulan Ramadhan

Tanya:
sy khawatir ayah sy punya hutang puasa yg belum terbayar.. karena harus minum obat..
sy lupa ustdz.. .. udh lama meninggalnya..
 sy ingin puasa aja untuk ayah saya

Jawab:
Nda bisa gitu
 Saya jabarkan yaaa
Point to point

Misalkan si X Sakit kemudian meninggal di Bulan Ramadhan, maka statusnya puasanya : 

1. Hutang puasa Ramadhan secara umum tidak diqadha, tetapi bayar fidyah. Karena pendapat terkuat qadha puasa hanya untuk puasa nadzar.

2. Jika sakit dan meninggal di tengah bulan Ramadhan, tidak ada hutang puasa dan tidak ada fidyah

3. Jika sakit di bulan Ramadhan tidak sempat mengqadha (tidak sengaja melambatkan), yaitu sempat sembuh sebentar ketika Ramadhan selesai , atau sempat meng-qadha tetapi baru sebagian. Maka sisanya tidak teranggap hutang puasa dan tidak ada fidyah

4. Jika sakit di bulan Ramadhan kemudian sempat sembuh dan sengaja melambatkan qadha. Keluarganya/walinya membayarkan fidyah

Jadi pilihlah salah satu dari kondisi diatas, titik beratnya adalah dipembayaran fidyah.

 7.Kalau anak yg di adopsi di panti bin nya pda siapa tadz

Jawab:
Ya pada Ibu atau Bapak kandungnya

 8. Klo adopsi sebaiknya yg jelas asal usulnya ya ustadz..

Jawab:
Iyaa

9.  Terkadang kan gak jelas tadz ayah ibunya

Ustadz kl anak adopsinya  ga tau asal usul bapak ibunya karna ditemukan ditempat sampah jadi gmn udtadz

 10.  Ustad bagaimana dgn orangtua yg membiarkan anaknya diadopsi apakah berdosa? Seperti menyerah pd sang anak dan apa termasuk lari dari tanggung jawab?

Jawab:
Tergantung sudut pandangnya Bunda
Kalau ortunya menelantarkannya dia berdosa

Kalau ternyata tidak mampu dan ada yang meminta dia mengijinkan untuk diurus maka tak mengapa

11.   Ustad... klo mo adopsi anak baiknya dr keluarga atau yg tak tau asal usul anak adopsi tersebut? Dan baiknya adopsi anak yg laki2 ataukah perempuan?

Jawab:
Semuanya sih baiikkk
Yang menajdikan anak itu tidak baik kan yang ngasuhnya
 Hehehheheh

 12. Pak ustadz anak d luar nikahkan mahromnya k ibu,hak warisnya gimana
Maksudnya dapat hak waris ga dari ayahnya

Jawab:
Tidak dapat apa apa

Tanya:
 Klo dihibahkan bisa kan ustad...

 13. Ohhh,kalo orang tuanya kaya raya kasian juga ya anaknya ga dapat hak waris

Jawab → Merugilah Bapaknya jika anak tersebut menjadi anak yang soleh atau solehah. Ngga dapat syafaat anak tersebut

 Kalo orang tuanya hamil sebelum nikah ,setelah 2 atau 3 bulan hamil, orang tuanya baru nikah itu sama juga ya pak ustadz dg status anak d luar nikah

Jawab → sama
Dan Bapaknya tidak bisa menjadi wali nikah
Harus diberikan kepada negara
Dalam hal ini adalah KUS
 KUA

 14. Ustadz kl anak adopsinya  ga tau asal usul bapak ibunya karna ditemukan ditempat sampah jadi gmn udtadz

Jawab → sama aja nasabnya tetep orang tuanya. Tetapi karena masih bayi bisa jadi saudara sepersusuan

Tanya:
 Binnya pda siapa tadz klo anak yg tdk jlas itu

Jawab:
Bin nya Bapak kandungnya
Kalau ngga tau ya "bin fulan"

 15. Pertanyaan bunda erty belum d jawab juga

Klo dihibahkan bisa kan ustad...

Jawab: 
Nda usah... Malah nanti bikin berantem.
Kasih saja sebelum Ayahnya meninggal

Tanya:
Maksudnya gimana pak ustadz

Jawab → kasih aja harta untuk anaknya tersebut sebelum Bapaknya meninggal dunia. Jadi ngga masuk dalam warisan dan hibah2ab

 Jika anak ditemukan ditempat sampah. Maka tetap saja nasabnya ke orang tua kandungnya. 

Jika masih bayi dan bisa disusui sama yang menemukan, maka bisa menjadi saudara sepersusuan. 

Jika tidak ada yang menyusuinya maka tetap tidak bisa menjadi mahrom

 16.  Ustadz klo anak angkat, ayah angkatnya ga bs jd wali nikah? Tp klo si ayah saking sayangny ga peduli angkat atau kandung ingin jadi wali dan sdh trjadi bagaimana?

Jawab:
Ngga bisaa
Nikahnya tidak sah
 Harus diserahkan ke negara
Dalam hal ini KUA

Tanya:
 Apa hrs nikah ulang atau gmn ustd?

Jawab:
 Iyaa
Rekap Materi M15
( HA 29-30 )
Kajian Online Hamba ALLAH SWT 

########################

Hari / Tgl : Senin, 24 Agustus 2015, 09 Dzulqo'dah 1436 H
Narasumber : Ustadz Dodi Abu El Jundi
Materi : Sebab hilangnya siksa dan kurangnya dosa
Admin : Bd.Nining & Bd.Saydah
Notulen : Bd. Dyah

#################

وَ عَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 Yuuukk dimulai 

 بسم الله الرحمن الرحيم
  Sebab hilangnya siksa & kurangnya dosa

 Kajian On-Line
Dodi Abu El Jundi
Group IRINA, MC, IS, ODOJ,
Group Hamba اللّهُ, IDHOL, KUTUB.

بسم الله الرحمن الرحيم 

Beberapa SEBAB yang bisa menghilangkan siksa dan mengurangi dosa. 

Tidak ada dimuka bumi ini manusia sekarang yang terbebas dari salah dan dosa, bahkan ada sebuah kalimat yang sering dinyanyikan bahwa "manusia itu adalah tempatnya salah dan dosa". 

Apakah benar pelaku maksiat ini bisa dikurangi siksaannya dan dikurangi dosanya...?

Sesungguhnya pelaku maksiat dapat digugurkan dosa dan siksanya di akhirat dengan beberapa sebab, yaitu:

1. Taubat

Dimana اللّهُ  ta’ala berfirman:

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا * إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ شَيْئًا

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun” [QS. Maryam : 59-60].
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا * إِلا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) اللّهُ  dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena اللّهُ.  Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak اللّهُ  akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar” [QS. An-Nisaa’ : 145-146].

Para ulama sepakat bahwa taubat dapat menghapus segala dosa hingga dosa syirik akbar seorang hamba, selama nyawanya belum sampai di kerongkongannya. 

2. Istighfar

Dimana اللّهُ  ta’ala berfirman:

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Dan اللّهُ  sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) اللّهُ  akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun” [QS. Al-Anfaal : 33].

Istighfar sebenarnya masuk dalam cakupan taubat, yaitu memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan dan menyesalinya. Namun taubat lebih mencakup dan lebih unggul dibandingkan istighfar, karena ia mengandung tekad kuat untuk tidak mengulangi dosa/maksiat yang telah dilakukan di masa yang akan datang.

Ibnu ‘Abbaas radliyallaahu ‘anhumaa berkata:

لا كَبِيرَةَ مَعَ اسْتِغْفَارٍ، وَلا صَغِيرَةَ مَعَ إِصْرَارٍ

“Tidak ada dosa besar jika diiringi dengan istighfar, dan tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus-menerus” [Diriwayatkan oleh Ath-Thabariy dalam Jaami’ul-Bayaan 8/245, Ibnul-Mundzir dalam Tafsiir-nya no. 1670, Ibnu Abi Haatim dalam Tafsiir-nya no. 5217, dan yang lainnya; shahih].

3.  Melakukan amal shaalih

Dimana اللّهُ  ta’ala berfirman:

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk” [QS. Huud : 114].

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: الصَّلاةُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ، مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ

Dari Abu Hurairah : Bahwasannya Rasulullah ﷺ  pernah bersabda : “Shalat fardlu yang lima, shalat Jum’at hingga shalat Jum’at berikutnya, dan puasa Ramadlaan hingga puasa Ramadlaan berikutnya adalah penghapus dosa-dosa yang ada di antaranya, apabila orang tersebut meninggalkan dosa-dosa besar” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 233].

4. Tertimpa musibah yang bersifat keduniaan

عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُوعَكُ، فَمَسِسْتُهُ بِيَدِي، فَقُلْتُ: إِنَّكَ لَتُوعَكُ وَعْكًا شَدِيدًا، قَالَ: أَجَلْ، كَمَا يُوعَكُ رَجُلَانِ مِنْكُمْ، قَالَ: لَكَ أَجْرَانِ، قَالَ: نَعَمْ، مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مَرَضٌ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

Dari Ibnu Mas’uud radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Aku masuk menemui Nabi ﷺ  ketika beliau sakit. Lalu aku raba beliau, lalu aku berkata : "Sesungguhnya demammu bertambah keras". Beliau ﷺ  menjawab : “Benar, sebagaimana demamnya dua orang di antara kalian". Aku berkata : “Semoga engkau mendapatkan dua pahala". Beliau ﷺ  bersabda : "Tidaklah seorang muslim ditimpa cobaan berupa sakit dan sebagainya, kecuali اللّهُ  akan gugurkan dosa-dosanya sebagaimana sebatang pohon yang menggugurkan daunnya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 5667].

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَادَ

5. Syafa’at dari orang-orang yang diberikan izin oleh اللّهُ  ta’ala. 

Dimana اللّهُ  ta’ala berfirman:

يَوْمَئِذٍ لا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلا

“Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali (syafaat) orang yang اللّهُ  Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridai perkataannya” [QS. Thaha : 109].

Telah menceritakan kepadaku Suwaid bin Sa'iid, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Hafsh bin Maisarah, dari Zaid bin Aslam, dari 'Athaa' bin Yasaar, dari Abu Sa'iid Al-Khudriy secara marfu’ : “……اللّهُ  lalu berfirman : ‘Para Malaikat, Nabi, dan orang-orang yang beriman telah memberi syafa’at, dan tinggallah Dzat Yang Maha Pengasih” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 302].

5.1. Syafa’at dari Nabi ﷺ :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " ....... أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ، مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ "

Dari Abu Hurairah, ia bekata : Telah bersabda Rasulullah ﷺ  : “Orang yang paling berbahagia memperoleh syafa’atku pada hari Kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa ilaha illallaa ikhlas dari lubuk hatinya atau jiwanya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 99].

5.2. Syafa’at syuhadaa’ (orang yang mati syahid di jalan اللّهُ )

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " يُشَفَّعُ الشَّهِيدُ فِي سَبْعِينَ مِنْ  أَهْلِ بَيْتِهِ

Dari Abud-Dardaa’, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah ﷺ  : “Orang yang mati syahiid memberikan syafa’at kepada 70 orang dari keluarganya” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 2522; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan Abi Daawud 2/103].

5.3. Syafa’at orang yang menshalati jenazah kaum muslimin.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ، فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلًا لَا يُشْرِكُونَ بِاللَّهِ شَيْئًا، إِلَّا شَفَّعَهُمُ اللَّهُ فِيهِ

Dari ‘Abdullah bin ‘Abbaas, dari Rasulullah ﷺ  beliau bersabda : “Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lalu jenazahnya dishalati oleh empat puluh orang yang tidak menyekutukan اللّهُ  dengan sesuatu pun kecuali mereka akan memberikan syafa’at baginya” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 948].

5.4. Syafa’at dari anak-anak yang telah meninggal dunia semasa kecil.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَمُوتُ لَهُمَا ثَلَاثَةُ أَوْلَادٍ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ، إِلَّا أَدْخَلَهُمَا اللَّهُ وَإِيَّاهُمْ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ الْجَنَّةَ، وَقَالَ: يُقَالُ لَهُمْ: ادْخُلُوا الْجَنَّةَ، قَالَ: فَيَقُولُونَ: حَتَّى يَجِيءَ أَبَوَانَا ، قَالَ: ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، فَيَقُولُونَ: مِثْلَ ذَلِكَ، فَيُقَالُ لَهُمْ: ادْخُلُوا الْجَنَّةَ أَنْتُمْ وَأَبَوَاكُمْ

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah ﷺ  : “Tidaklah dua orang muslim (suami istri) yang tiga orang anak mereka yang meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa, kecuali اللّهُ  akan memasukkan keduanya dan anak-anak mereka ke surga dengan keutamaan rahmat-Nya". Beliau bersabda : "Dikatakan kepada anak-anak tersebut : 'Masuklah

 kalian ke surga'. Mereka berkata : '(Kami tidak akan masuk) hingga bapak-bapak kami juga masuk!’. Lalu dikatakan kepada mereka : 'Masuklah kalian dan bapak-bapak kalian ke surga” [Diriwayatkan oleh Ahmad, 2/510; shahih. Dishahihkan sanadnya oleh Al-Arna’uth dan ‘Aadil Mursyid dalam takhrij-nya atas Musnad Al-Imaam Ahmad, 16/364].

6. Pemaafan اللّهُ  ta’ala tanpa melalui syafa’at.

Dimana اللّهُ  ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ 

“Sesungguhnya اللّهُ  tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” [QS. An-Nisaa’ : 48]. 

7. Doa orang-orang mukmin, baik yang didoakan masih hidup ataupun telah meninggal.

Dimana اللّهُ  ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang" [QS. Al-Hasyr : 10].

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلا تَبَارًا

“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang lalim itu selain kebinasaan"[QS. Nuuh : 28].

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ، إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Dari Abu Hurairah : Bahwasannya Rasulullah ﷺ  pernah bersabda : “Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal : shadaqah jariyyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shaalih yang mendoakannya” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1631, Ahmad 2/372, At-Tirmidziy no. 1376, Al-Bukhaariy dalam Al-Adabul-Mufrad no. 38, dan yang lainnya].

8. Amal shalih yang dilakukan orang lain.
Amal shalih yang dilakukan orang lain yang dapat bermanfaat bagi seseorang tidak berlaku secara mutlak, namun harus berlandaskan dalil. Misalnya, tidak boleh seseorang mewakili shalat wajib orang lain, namun ia boleh mewakili haji orang lain dengan syarat ia sendiri sudah menunaikan haji.

8.1. Haji

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَ رَجُلًا، يَقُولُ: لَبَّيْكَ عَنْ شُبْرُمَةَ، قَالَ: " مَنْ شُبْرُمَةُ؟ " قَالَ: أَخٌ لِي، أَوْ قَرِيبٌ لِي، قَالَ: " حَجَجْتَ عَنْ نَفْسِكَ "، قَالَ: لَا، قَالَ: " حُجَّ عَنْ نَفْسِكَ، ثُمَّ حُجَّ عَنْ شُبْرُمَةَ "

Dari Ibnu ‘Abbas radliyallaahu ‘anhuma, bahwasannya Nabi ﷺ  mendengar (ketika berhaji) seorang laki-laki mengucapkan talbiyyah haji : ‘Labbaika (kupenuhi panggilan-Mu ya اللّهُ)  atas nama hajinya Syubrumah’. Nabi ﷺ  bertanya : “Siapa Syubrumah?”. Ia menjawab : “Saudara saya (atau kerabat saya)”. Nabi bertanya : ”Apakah engkau telah berhaji untuk dirimu sendiri?”. Ia menjawab : “Belum”. Maka beliau bersabda : ”Berhajilah untuk dirimu sendiri, kemudian (kelak) kamu berhaji untuk Syubrumah” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 1811, Ibnu Majah no. 2903 dan Ibnu Hibban 962; dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud 1/509 dan Shahih Sunan Ibni Majah 3/10 no. 2364].

8.2. Shadaqah:

عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّيَ افْتُلِتَتْ نَفْسَهَا وَلَمْ تُوصِ،  وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ، أَفَلَهَا أَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟، قَالَ: " نَعَمْ "

Dari ’Aisyah, bahwasannya ada seorang laki-laki yang mendatangi Nabi ﷺ  dan berkata : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia secara mendadak dan tidak sempat berwasiat. Aku kira, jika ia sempat berbicara niscaya ia akan bershadaqah. Adakah baginya pahala jika saya bershadaqah untuknya ?”. Maka beliau ﷺ  menjawab : ”Ya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy no. 1322 dan Muslim no. 1004].

8.3. Puasa : Kewajiban puasa yang belum ditunaikan semasa hidup:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ، صَامَ عَنْهُ وَلِيُّهُ

Dari ‘Aaisyah radliyallaahu ‘anhaa, bahwasannya Rasulullah ﷺ  pernah bersabda : ”Barangsiapa yang meninggal dunia dan ia masih memiliki kewajiban puasa, maka hendaklah walinya berpuasa untuknya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1952, Muslim no. 1147, Abu Dawud no. 2400, dan yang lainnya].

8.4. Pelunasan hutang:

Hadits Abu Qatadah radliyallaahu ‘anhu dimana ia pernah menanggung (melunasi) hutang sebesar dua dinar dari si mayit yang kemudian dengan itu Nabi ﷺ  bersabda :

الآنَ حِينَ بَرَدَتْ عَلَيْهِ جِلْدُهُ

“Sekarang, menjadi dinginlah kulitnya” [Diriwayatkan oleh Al-Haakim 2/74 bersama At-Tattabu’ no. 2401. Ia berkata : “Isnadnya shahih namun tidak dikeluarkan oleh Al-Bukhaariy dan Muslim].

والله أعلم بالصواب


 Rekap Pertanyaan

1.  UstadZ ... bila seseorang sudah bertaubat nasuha apakah ia masih terkena dampak dari dosanya di masa lalu. Contoh dulu dy pernah merampok dan bertaubat nasuha. Apakah dy jg akan di rampok atau terkena musibah sebagai dampak dosa di masa lalu

Jawab → In sha اللّهُ terhapuskan dosanya. Tetapi yang berhubungan dengan manusia. Maka jika bisa mengembalikan dan meminta maaf kepada mereka (semaksimal mingkin)

 Lantas adakah dampaknya tadz ... seperti hukum timbal balik

 Kmudian jika saking bnyaknya yg dirampok bgaimana mengembalikannya tadx
Jawab → islam tidak mengenal karma. Karma ini budaya agama hindu
iya

2. Pak ustadz mau tanya ya,apa bisa dosa seseorang itu d tangung oleh orang lain..

Jawab → ditanggung...? Kalau berbarrengan ya bisaaa.


3. Ustadz, bagaimana dengan dosa zina? Misalnya sewaktu belum menikah, pernah pacaran, lalu setelah menikah taubat, dan menyesali perbuatannya. Apakah dosa tsb diampuni, karena ada yg mengatakan dosa pacaran tetap ada. Benarkah demikian?

Jawab: 
 In sha اللّهُ diampuni selama bersungguh sungguh bertaubat yaa

3. Ustadz, bagaimana dengan dosa zina? Misalnya sewaktu belum menikah, pernah pacaran, lalu setelah menikah taubat, dan menyesali perbuatannya. Apakah dosa tsb diampuni, karena ada yg mengatakan dosa pacaran tetap ada. Benarkah demikian?

Jawab:
- In sha اللّهُ diampuni selama bersungguh sungguh bertaubat yaa

Tanya:
Ttg hal diatas, ktk pasangan2 yg bergaul bebas, smpe kmuadian (maaf) hamil, bagi masyarakat menikahkan adlah solusi menutup aib. 
Lantas bagaimana dg remaja masa kini yg sesuka hati brgaul bebas, bhkn tak takut dg zina, krn bagi mrk taubatnya adalah dg nikah.

Jawab → Remaja itu memang terkadang kurang ilmu agama, makanya salah satu dari 7 orang yang mendapatkan Ridho اللّهُ Ta'ala adalah Remaja yang soleh atau solehah. Karena memang jarang remaja yang sudah mengenal ilmu agama yang mumpuni di usianya. 

Kalau orang tua soleh atau solehah, itu wajar, biasanya mendekati usia 40an manusia sudah mulai sadar akan kurangnya ilmi agama yang dimilikinya

 4. Asslmkmwrwb Ustadz sy mau bertanya ..begini ustadz..ad seorang ikhwan yg mau menggenapkan 1/2 dinnya dg seorg akhwat..seorg ikhwan ini anak nyantri disuatu kota..waktu ramadhan itukan wktunya lbr u.santri ..sbnarnya sdh berumur sktr 27 th,krn ngabdi 3 thn,,jd untuk keluar dr pondok itu syaratnya hrs 3 thn bnt ngajar dl disana..singkt cerita plglah si ikhwan ini kekmpg hlmannya..ngomong sama kedua org tuanya.kaget kn keluarganya krn sblmnya bliau mau tarim ke Yaman..th" mau nikah..krn si ikhwan ini knl akhwat lwt seorg perantara jd cm ad biodata,,jd kt klrganya ikhwan ya udah suruh pihak akhwat dtg kermh mau memastikn bnr" apa tidak..bicaralah keperantara bhwa mau nya pihak ikhwan sprti itu,,smntara pihak akhwat tdk mau krn tidak lazim pihak akhwat yg berknjg dl keklg ikhwan.. Lm tidak ad kmunikasi antara keduanya dlm hal ini lwt prantara ini...krn masa mondok udah dimulai lg jd si ikhwan balik lg kepondok.krg phm slma dirmh klg beliau apa yg trjadi..th"  2 hr beliau dipondok ad berita kl bliau mencb bunuh dr..si akhwat nya dikasih th dr perantara jg..baik klg,akhwat nya perantaranya smua kaget..knp bs sprti ini..
Phk klg dtg ke pondok tp beliau tdk tertlg,,singkt crita pihak klg menyalahkn akhwat nya..sbnrnya kl mau disrh dtg dl g akn sprti ini bla bla...si ikhwan dkt sm adeknya..beliau menitipkn spucuk srt u.akhwat yg isinya permohonan maaf krn tidak bs berbuat byk,mendo'akan siakhwat mg dpt pendamping hdp yg sholeh..jg mint dimaafkn skp klgnya..plus sebuah buku..         
Pertanyaannya..klu bunuh diri itu trmasuk dosa bsr?? Bagaimn dg amalan yg sdh beliau lkukan slma ini?? Benarkah sikap klgnya thdp bliau sprti itu smentara bliau mau menggenapkan 1/2 dinnya?? Afwan kepanjangan tadz. .jazakallah ya tadz..

Jawab:
 Bunuh diri adalah DOSA BESAR. Amalan yang biasa dia lakukan akan diperhitungkan juga nantinya. 

Dan pelajaran bagi para keluarga jika memang keinginan menikah sudah ada dan sudah dijetahui agamanya juga baik. Maka segerakanlah menikah.

 5. Begini ustadz...apakah ada ketentuannya atau hukumnya..bila kita ingin mengadopsi seorang anak..misalnya ttg mahram..nanti klo anak tersebut sudah baligh

Jawab:

Tetap tidak bisa menjadi mahrom

 6.  tanya ustdz..
mengenai puasa... sy tdk tau apakah alm ayah sy punya hutang puasa... 
sy ingin puasa untuk ayah saya.. baca niatnya bagaimana ustdz..?

Jawab:
 Kenapa bisa hutang puasa...?
Gimana ceritanya...?

 Tanya:
sblm ayah meninggal beliau sakit dahulu..

Jawab:
Dibulan Ramadhan atau diluar bulan Ramadhan

Tanya:
sy khawatir ayah sy punya hutang puasa yg belum terbayar.. karena harus minum obat..
sy lupa ustdz.. .. udh lama meninggalnya..
 sy ingin puasa aja untuk ayah saya

Jawab:
Nda bisa gitu
 Saya jabarkan yaaa
Point to point

Misalkan si X Sakit kemudian meninggal di Bulan Ramadhan, maka statusnya puasanya : 

1. Hutang puasa Ramadhan secara umum tidak diqadha, tetapi bayar fidyah. Karena pendapat terkuat qadha puasa hanya untuk puasa nadzar.

2. Jika sakit dan meninggal di tengah bulan Ramadhan, tidak ada hutang puasa dan tidak ada fidyah

3. Jika sakit di bulan Ramadhan tidak sempat mengqadha (tidak sengaja melambatkan), yaitu sempat sembuh sebentar ketika Ramadhan selesai , atau sempat meng-qadha tetapi baru sebagian. Maka sisanya tidak teranggap hutang puasa dan tidak ada fidyah

4. Jika sakit di bulan Ramadhan kemudian sempat sembuh dan sengaja melambatkan qadha. Keluarganya/walinya membayarkan fidyah

Jadi pilihlah salah satu dari kondisi diatas, titik beratnya adalah dipembayaran fidyah.

 7.Kalau anak yg di adopsi di panti bin nya pda siapa tadz

Jawab:
Ya pada Ibu atau Bapak kandungnya

 8. Klo adopsi sebaiknya yg jelas asal usulnya ya ustadz..

Jawab:
Iyaa

9.  Terkadang kan gak jelas tadz ayah ibunya

Ustadz kl anak adopsinya  ga tau asal usul bapak ibunya karna ditemukan ditempat sampah jadi gmn udtadz

 10.  Ustad bagaimana dgn orangtua yg membiarkan anaknya diadopsi apakah berdosa? Seperti menyerah pd sang anak dan apa termasuk lari dari tanggung jawab?

Jawab:
Tergantung sudut pandangnya Bunda
Kalau ortunya menelantarkannya dia berdosa

Kalau ternyata tidak mampu dan ada yang meminta dia mengijinkan untuk diurus maka tak mengapa

11.   Ustad... klo mo adopsi anak baiknya dr keluarga atau yg tak tau asal usul anak adopsi tersebut? Dan baiknya adopsi anak yg laki2 ataukah perempuan?

Jawab:
Semuanya sih baiikkk
Yang menajdikan anak itu tidak baik kan yang ngasuhnya
 Hehehheheh

 12. Pak ustadz anak d luar nikahkan mahromnya k ibu,hak warisnya gimana
Maksudnya dapat hak waris ga dari ayahnya

Jawab:
Tidak dapat apa apa

Tanya:
 Klo dihibahkan bisa kan ustad...

 13. Ohhh,kalo orang tuanya kaya raya kasian juga ya anaknya ga dapat hak waris

Jawab → Merugilah Bapaknya jika anak tersebut menjadi anak yang soleh atau solehah. Ngga dapat syafaat anak tersebut

 Kalo orang tuanya hamil sebelum nikah ,setelah 2 atau 3 bulan hamil, orang tuanya baru nikah itu sama juga ya pak ustadz dg status anak d luar nikah

Jawab → sama
Dan Bapaknya tidak bisa menjadi wali nikah
Harus diberikan kepada negara
Dalam hal ini adalah KUS
 KUA

 14. Ustadz kl anak adopsinya  ga tau asal usul bapak ibunya karna ditemukan ditempat sampah jadi gmn udtadz

Jawab → sama aja nasabnya tetep orang tuanya. Tetapi karena masih bayi bisa jadi saudara sepersusuan

Tanya:
 Binnya pda siapa tadz klo anak yg tdk jlas itu

Jawab:
Bin nya Bapak kandungnya
Kalau ngga tau ya "bin fulan"

 15. Pertanyaan bunda erty belum d jawab juga

Klo dihibahkan bisa kan ustad...

Jawab: 
Nda usah... Malah nanti bikin berantem.
Kasih saja sebelum Ayahnya meninggal

Tanya:
Maksudnya gimana pak ustadz

Jawab → kasih aja harta untuk anaknya tersebut sebelum Bapaknya meninggal dunia. Jadi ngga masuk dalam warisan dan hibah2ab

 Jika anak ditemukan ditempat sampah. Maka tetap saja nasabnya ke orang tua kandungnya. 

Jika masih bayi dan bisa disusui sama yang menemukan, maka bisa menjadi saudara sepersusuan. 

Jika tidak ada yang menyusuinya maka tetap tidak bisa menjadi mahrom

 16.  Ustadz klo anak angkat, ayah angkatnya ga bs jd wali nikah? Tp klo si ayah saking sayangny ga peduli angkat atau kandung ingin jadi wali dan sdh trjadi bagaimana?

Jawab:
Ngga bisaa
Nikahnya tidak sah
 Harus diserahkan ke negara
Dalam hal ini KUA

Tanya:
 Apa hrs nikah ulang atau gmn ustd?

Jawab:
 Iyaa

Mari kita tutup kajian hari ini dengan kafaratul majelis


 Doa Kafaratul Majelis :
 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”